JABAR EKSPRES – Kasus penipuan berkedok investasi kembali mencuat, kali ini Aplikasi WPONE kembali menjadi sorotan dengan skema Ponzi yang semakin jelas. Jika sebelumnya ada iming-iming bonus atau rabat 100%, kini para member malah diminta untuk melakukan top-up lagi.
Taktik ini bukanlah hal baru dalam money game berkedok investasi, di mana para pelaku selalu mencari cara untuk menguras dana para korban sebelum akhirnya kabur meninggalkan jejak kerugian besar.
Berdasarkan laporan dari beberapa anggota Aplikasi WPONE, kini mereka diminta untuk melakukan top-up sebagai syarat verifikasi akun. Jika tidak melakukan verifikasi, maka akun dan saldo mereka akan dianggap hangus. Pola ini sudah sering ditemukan dalam skema Ponzi sebelumnya, di mana para pelaku menggunakan ancaman halus untuk memaksa korban melakukan deposit lagi.
Salah satu korban bernama Zaidin mengungkapkan, “Hari ini diminta top-up untuk verifikasi akun. Jika tidak, akun dan dana akan dibekukan.” Taktik lama seperti ini terus digunakan karena banyak korban yang masih berharap bisa menarik kembali dana mereka, padahal kenyataannya ini hanya jebakan untuk menguras lebih banyak uang.
Baca juga : Aplikasi RSE Masih Mencari Mitra Baru, Benarkah Aplikasi Ini Aman atau Penipuan Investasi?
Aplikasi WPONE hanyalah salah satu dari sekian banyak aplikasi investasi bodong yang menggunakan sistem money game. Seperti halnya skema Ponzi lainnya, para pelaku akan terus meminta deposit dengan berbagai alasan sampai akhirnya kabur ketika jumlah dana yang mereka dapatkan sudah cukup besar. Bahkan jika seseorang menyetorkan uang dalam jumlah besar, seperti Rp1 miliar atau lebih, tetap saja para pelaku tidak akan mengembalikan dana tersebut.
Banyak korban dari berbagai daerah, termasuk Bekasi, Balikpapan, hingga Papua, melaporkan bahwa mereka tidak bisa melakukan penarikan dana. Bahkan, ada yang diminta untuk melakukan top-up sebesar Rp800.000 agar bisa mencairkan keuntungan mereka. Skenario seperti ini sudah sering terjadi dan selalu berujung pada penipuan.
Mengusut tuntas kasus seperti ini bukanlah hal yang mudah. Para pelaku sering kali menggunakan identitas palsu dan bersembunyi di balik layar. Bahkan jika dilaporkan ke pihak berwenang, proses hukum bisa memakan waktu lama dan membutuhkan biaya, mulai dari transportasi ke kantor kepolisian hingga biaya hukum lainnya. Oleh karena itu, cara terbaik untuk melawan skema Ponzi ini adalah dengan mengungkap identitas orang yang mengajak korban bergabung.