Ajudan Bupati KBB Arogan, Lakukan Intimidasi Kepada Jurnalis Ketika Wawancara!

JABARESKPRES – Sikap tidak terpuji diperlihatkan oleh ajudan Bupati Kabupaten Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail yang diduga telah melakukan intimidasi terhadap jurnalis dari media Jawa Barat.

Peristiwa intimidasi ini terjadi Ketika, wartawan tersebut hendak melakukan wawancara dengan Bupati Jeje Ketika dalam kegiatan bazar Ramadha di Pelataran Parkir Gedung.

Seusai pembukaan Bazaar Ramadan seperti biasanya wartawan meminta untuk sesi wawancara doorstop dengan mengajukan sejumlah pertanyaan nkepada Bupati Jeje Ritchie Ismail .

BACA JUGA: Mobil Listrik Murah Asal Vietnam VinFast Dibandrol Rp 200 Jutaan!

Namun, tanpa diduga salah seorang ajudan bupati, melakukan intimidasi kepada salah satu jurnalis Deni Supriatna dari Pikiran Rakyat Ketika menanyakan masalah isu sampah.

Ajudan Bupati Jeje Ritchie Ismail secara tidak sopan langsung menarik kerah baju dari belakang Ketika sedang bertanya kepada Jeje. Kemudian Jeje langsung digiring pergi untuk menghindari wartawan dan masuk ke dalam mobil

“Sudah-sudah tidak ada pertanyaan lain wawancaranya beres,” kata pengawal pribadi Jeje itu.

Sementara itu, Deni mengaku terkejut Ketika mendapat perlakuan tidak menyenangkan yang dilakukan oleg waplri Bupati. Mwnurutnya, sikap yang ditunjukan pengawal pribadi Jeje sangat tidak pantas dan arogan.

BACA JUGA: Bareskrim Polri Bongkar Sindikat Pemalsuan Minyakita!

‘’Ini sama saja menyepelekan dan merendahkan profesi jurnalis dengan melakukan perbuatan yang tidak menyenangka,’’ ujar Deni.

Tindakan yang dilakukan oleh Walpri cebderung intimidatif, dan bisa disebut telah menghalang-halangi tugas jurnalistik yang ingin mewawancarai Jeje terhadap isu yang sedang terjadi di Kabupaten Bandung Barat.

“Saya kecewa atas perlakuan dari ajudan Pak Jeje tadi. Baju saya ditarik ketika saya bertanya persoalan sampah di KBB yang masih belum tertangani,’’ kata dia.

BACA JUGA: Dirut PT Jaswita Merasa Tidak Bersalah, Proyek Hisbic Fantasi Ulah Anak Perusahan!

Seharusnya, jika sudah tidak berkenan untuk di wawancara, Bupati bisa langsung bicara baik-baik kepada jurnalis dan tidak perlu dengan cara perlakuan yang kasar.

Deni mengakui, selama melakukan peliputan di KBB, cara berkomunikasi Bupati dan Wakilnya kurang inten terhadap wartawan. Bahkan mengaku sangat sulit untuk mendapatkan stetment atau tanggapan karena ketatnya pengawalan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan