JABAR EKSPRES – Bencana banjir bandang yang terjadi di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Senin (3/3) lalu, menyisakan kisah pilu dan perjuangan hidup dari dua keluarga.
Mereka adalah keluarga bapak Rahmat dan Yayat. Pasca bencana, mereka harus bertahan hidup di sebuah saung kecil berdekatan dengan kandang kambing.
Rahmat dan Yayat, masing-masing membawa empat anggota keluarganya. Sehingga, saung berukuran sekitar 4×5 meter itu dipaksa dihuni oleh 10 orang karena rumah mereka hanyut terbawa banjir.
Alhasil, kedua keluarga besar itu harus menahan air mata kesedihan karena hidup dengan serba kesulitan di saat keluarga lainnya berbahagia menjalankan bulan suci ramadan.
BACA JUGA:Sempat Dinyatakan Hilang, Korban Banjir Bandang di Puncak Ditemukan Meninggal Dunia
Taufik selaku ketua RT 01 RW 01 Kampung Pasanggrahan menceritakan, tak jarang 10 di antara mereka harus tidur dengan kambing karena terbatasnya ruang untuk berisitirahat.
Sebagai kepala keluarga, kaka beradik Rahmat maupun Wijaya terpaksa tidur di kandang Kambing bersama para kambing demi anak istri mendapatkan kenyamanan tidur di saung terbatas itu.
“Kurang layak banget, tadi juga kata bapanya tidur di kandang kambing karena berdesakan di saung itu,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (12/3).
Mereka, merupakan tetangga Asep Mulyana, korban terbawa hanyut hingga tewas dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
BACA JUGA:Prediksi Cuaca Puncak Bogor Hujan, BMKG Citeko Minta Wisatawan Untuk Perhatikan Hal Ini
Keluarga Asep mendapatkan bantuan karena kabar dari media massa hanya menyudut pada kenelangsaan keluarga Asep.
“Tetangga lah, satu kampung. Kampung Kampung Pasanggrahan RW 01 Desa Citeko Kecamatan Cisarua,” tuturnya.
Kendati belum tersentuh dan jelas kapan mereka hidup di tempat layak, pihak RT bersama tetangga lainnya bahu membahu membantu keadaan Rahmat dan Yayat.
“Sementara kita lagi berusaha, nyari kontrakan yang layak untuk mereka. Alhamdulillah sih sudah mulai ada donasi yang di rumah saya, sementara ini,” ucapnya.
Jangankan diperhatikan pemerintah Kabupaten Bogor, pemerintah desa saja hanya memberikan sembako dengan kondisi tidak ada tempat huni bagi Rahmat dan Yayat.