Pendidikan Non Formal Bertahan Tanpa Sentuhan Bantuan

JABAR EKSPRES – Di tengah gemuruh upaya memajukan pendidikan, ada yang mungkin luput dari perhatian banyak orang. Sofian Munawar, pendiri Yayasan Ruang Baca Komunitas (YRBK) Kota Banjar, dengan suara lirih namun penuh keyakinan, menceritakan perjalanan panjang yayasannya yang telah hampir satu dekade berkontribusi dalam dunia pendidikan non formal.

Namun, dalam perjalanan itu, YRBK seperti menjadi ‘anak yatim-piatu’ yang tak pernah tersentuh bantuan anggaran dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Banjar.

“RBK sudah hampir 10 tahun berkiprah di dunia pendidikan non formal, tapi belum pernah sepeser pun mendapat dukungan anggaran dari Disdikbud Kota Banjar,” ujar Sofian pada Jumat, 14 Februari 2025.

Meski begitu, ia mengucap syukur, “Alhamdulillah, kami masih bisa terus berjalan dengan dukungan moral dari banyak pihak.”

BACA JUGA: 32,2 Persen Anak Usia 16-18 Tahun di Kota Banjar Tidak Bersekolah, APS Turun Signifikan

YRBK yang fokus pada kegiatan literasi masyarakat, telah menjadi salah satu pilar penting dalam memajukan pendidikan non formal di Kota Banjar. Mereka bersinergi dengan berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK/PAUD hingga perguruan tinggi.

Bahkan, tanpa dukungan anggaran, YRBK telah berhasil menerbitkan 78 buku yang menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat.

“Buku-buku itu adalah buah dari kerja keras dan semangat kami untuk terus berkontribusi dalam dunia literasi,” kata Sofian dengan nada bangga.

Ia menambahkan, meski tanpa bantuan finansial, YRBK tetap berkomitmen untuk terus mendorong minat baca dan menciptakan ruang belajar bagi masyarakat.

Namun, Sofian berharap ada perhatian lebih dari Disdikbud Kota Banjar. “Kami berharap dinas pendidikan bisa ikut memperhatikan dan memberikan bantuan fasilitas untuk kegiatan-kegiatan yang jelas sangat relevan dengan pendidikan,” ujarnya.

BACA JUGA: Korban DBD di Kota Banjar Bertambah, Pelajar 10 Tahun Meninggal Dunia

Meski sering kali merasa seperti ‘anak yatim-piatu’ dalam dunia pendidikan non formal, Sofian mengaku tidak pernah kehilangan semangat.

“Kami masih mendapat banyak dukungan moral dan doa dari banyak pihak. Itu yang membuat kami terus bertahan dan tidak pernah berhenti untuk giat dalam literasi,” tuturnya. (CEP)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan