JABAR EKSPRES – Pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan sosial (bansos) berupa beras.
Keputusan ini diambil karena bertepatan dengan masa panen raya, yang berlangsung dari Februari hingga April 2025.
Dengan adanya panen raya, stok beras di pasaran akan meningkat, dan jika bansos beras tetap disalurkan dalam waktu bersamaan, dikhawatirkan harga beras akan anjlok.
Baca Juga:Cara Menambah Saldo DANA Gratis hingga Rp390.000 dalam Satu HariGaji 13 dan 14 PNS 2025 Cair Kapan? Cek Infonya Disini
Hal ini dapat berdampak negatif bagi para petani yang menjual gabah mereka.
Arief menjelaskan bahwa kebijakan ini memungkinkan petani menjual gabah dengan harga yang wajar, yaitu sekitar Rp 6.500 per kilogram.
“Kami tidak ingin harga gabah anjlok karena kelebihan pasokan akibat penyaluran bansos yang berbarengan dengan panen raya. Maka dari itu, distribusi sementara kami tunda,” katanya.
Menanggapi berbagai spekulasi yang beredar, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menegaskan bahwa bansos beras tetap ada dan tidak dihapus.
Ia menjelaskan bahwa program ini hanya mengalami penundaan distribusi karena panen raya tahun ini datang lebih cepat dari biasanya.
“Tidak dihentikan, hanya diundur penyalurannya karena panen raya berlangsung pada Februari, Maret, dan April,” kata Zulhas di Jakarta pada Selasa (4/2/2025).
Berdasarkan pernyataan dari pemerintah, bansos beras diperkirakan akan kembali didistribusikan setelah April 2025, setelah panen raya berakhir.
