JABAR EKSPRES – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) belum sepenuhnya menyentuh seluruh sekolah terutama di wilayah pelosok.
Saat ini program dari Presiden Prabowo Subianto itu baru berjalan di Kecamatan Batujajar dengan total sasaran 3.500 orang terdiri dari siswa di 9 sekolah, santri, dan ibu hamil.
Sementara berdasarkan data dari website satuan pendidikan (Dikdas) Kabupaten Bandung Barat, jumlah satuan pendidikan untuk Sekolah Dasar Negeri (SDN) sebanyak 634 SD yang tersebar di 16 kecamatan.
Belum meratanya program MBG hingga sekolah di wilayah pelosok tersebut disebabkan karena terbatasnya dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selaku penyedia program MBG.
BACA JUGA: Pelaksanaan Program MBG Tahap Dua di Kota Bandung Alami Progres Signifikan
Di Bandung Barat sendiri, SPPG untuk makan bergizi gratis baru tersedia satu unit yakni di Batujajar. Sedangkan berdasarkan estimasi minimal harus ada 80 SPPG agar program ini merata dan sampai ke pelosok Bandung Barat.
“Untuk tahap pertama tentu kami mengikuti target yang ditetapkan oleh pusat ada satu dapur melayani 3.500 penerima. Tapi memang ini sepenuhnya dari pusat. Di Bandung Barat siswa ada 240 ribu. Kalo misalkan satu dapur 3.000 porsi, berarti kurang lebih membutuhkan 80 dapur untuk mengakomodir semuanya,” kata Ade Zakir di Ngamprah, Rabu (15/1).
Selain pembuatan SPPG guna pemerataan makan bergizi, Pemda Bandung Barat juga masih menunggu regulasi teknis dari Badan Gizi Nasional terkait keterlibatan pemerintah daerah dalam menyukseskan MBG. Lantaran, saat ini tugasnya baru sebatas melakukan monitoring pembagian.
“Namun kita masih menunggu kebijakan dari pemerintah pusat. Mengingat Pemerintah Kabupaten sekarang hanya memonitoring agar MBG berjalan lancar dan sesuai rencana,” tambahnya.
BACA JUGA: Anggaran Program MBG Bengkak, Butuh Suntikan Rp140 Triliun?
Meski begitu, Ia optimis bisa memenuhi target pelaksanaan MBG hingga kewilayahan pelosok Bandung Barat, terutama di wilayah selatan yang membutuhkan perlakuan khusus mulai dari pasokan pangan hingga proses distribusi. Mengingat beberapa wilayah di antaranya sulit diakses.
“Ya harus, nanti mungkin disesuaikan dengan wilayah karakter Bandung Barat. Batujajar ini kan wilayah perkotaan, mungkin nanti wilayah selatan ada perlakuan khusus. Yang pasti kita dukung program MBG ini dan saya yakin kalau saya cek dan lihat ini siswa senang. Tapi memang masih menunggu dari pusat,” tandasnya. (Wit)