Tahun 2025, Disperkim Jabar Bakal Garap 1.270 Rutilahu

JABAR EKSPRES– Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Jabar bakal melanjutkan program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di 2025. Rencananya bakal menyentuh sekitar 1.270 titik.

Hal itu diungkapkan Kepala Disperkim Jabar Indra Maha, Selasa (14/1). “Di perencanaan kami ada di sekitar 1.270 titik untuk 2025,” katanya selepas berkegiatan di Gedung Merdeka.

Indra melanjutkan, nilai anggaran untuk program itu ditaksir di angka Rp25 miliar. Karena satu unit perbaikan rutilahu nilainya Rp20 juta.

BACA JUGA: Program Perbaikan Rutilahu Masih Dibutuhkan Rakyat

Menurut Indra, sasaran program itu tentu di kawasan kumuh yang tersebar di Jabar. Program ini bakal dikoordinasikan juga dengan kota kabupaten.

Sementara itu, Data disperkim.jabarprov.go.id merincikan bahwa nilai bantuan untuk program perbaikan rutilahu itu terdiri dari kebutuhan untuk bahan bangunan Rp17,5 juta dan BOP Rp2 juta, dan kebutuhan administrasi maksimal Rp 500 ribu.

Biaya kebutuhan bahan bangunan itu biasanya diperuntukaan pekerjaan struktur, pekerjaan dinding, penutup atap atau genteng, pekerjaan laintai rabat dan kamar mandi dan septic tank. Sementara BOP digunakan untuk upah kerja minimal Rp2 juta dengan perhitungan 8 hari kali Rp250 ribu.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2023, persentase rumah tangga di jabar yang menempati rumah layak huni ada di angka 54,17 persen. Angkanya memang naik jika dibanding 2022 yang ada di angka 53,37 persen.

Tapi jika dicermati, jumlah itu juga menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Jabar yang tinggal di rumah yang tidak layak huni. Atau masih ada 45,83 persen.

Angka persentase rumah tangga yang menempati rumah layak huni itu tentu masih miris jika dibandingkan dengan beberapa provinsi di Pulau Jawa. Jabar memang unggul dari DKI Jakarta yang persentasenya hanya 38,80 persen.

Tapi masih kalah jika dibanding Jawa Tengah, DI Yogyakarta, ataupun Jatim dan Banten. Provinsi Banten persentasenya di angka 63,06 persen, Jawa Tengah di angka 68,85 persen, Jatim 70,74 persen, dan DI Yogyakarta 85,79 persen.(son)

Writer: Hendrik Muchlison

Tinggalkan Balasan