JABAR EKSPRES – Minyak goreng subsidi pemerintah, Minyakita mulai langka di Pasar di Kota Bandung, hal ini ditenggarai akibat meningkatnya permintaan di momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) kemarin.
Salah satu pedagang sembako, di Pasar Induk Gedebage, Jallaludin (37) menuturkan sudah kurang lebih satu mingguan tak ada pasokan terkait minyak subsidi pemerintah tersebut.
“Udah hampir 6 harian kosong, lagi susah barangnya. Kalau adapun harganya lumayan, bisa sampai Rp 17.000 sampai Rp 18.000,” katanya kepada Jabarekspres, Selasa (7/1).
BACA JUGA: Harga MinyaKita tembus Rp17.058 per liter di 82 Kabupaten Kota
Diakuinya, keberadaan minyakita di pasar Induk Gedebage terakhir kali terdapat pada malam perayaan Tahun Baru. Selepas itu, belum ada lagi pendistribusian masuk terkait produk Minyakita.
“Malam Tahun Baru masih ada, cuman banyak yang beli juga, nah habis dari situ sampai sekarang gak ada lagi stoknya,” ujarnya.
Di Pasar Ujungberung Kota Bandung, terlihat keberadaan minyak subsidi pemerintah tersebut. Namun, harga jualnya berada di angka Rp 17.000 per liter.
BACA JUGA: Soal Kenaikan Harga Minyakita, Ini Respons UPTD Pasar Kota Cimahi
“Kita ikutin harga distributor, dari sananya naik, di kita ikut naik. Sekarang harganya Rp 17.000an perliter,” kata salah satu pedagang, Yuli (31).
Dilansir dari laman Badan Pangan Nasional (Bapanas), Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita berada di angka Rp 15.700 perliter. Namun realitas dilapangan, harganya justru melebihi standar ketetapan.
Disinggung terkait hal ini, Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin membeberkan terkait naiknya harga minyak subsidi pemerintah tersebut.
BACA JUGA: Minyakita Mahal dan Langka di Pasaran, Warga Beralih ke Minyak Curah?
Diakuinya, selain meningkatnya permintaan, hal ini didasari oleh naiknya harga Crude Palm Oil (CPO) Dunia. Hal tersebut kemudian berpengaruh pada fluktuasi yang terjadi pada harga minyakita.
“Biasanya memang menjelang hari besar ada permintaan lebih dan ada kenaikan. Kenapa naik? Pertama kalau kami dapat informasi harga CPO dunia ada kenaikan, kemudian adanya permintaan yang cukup tinggi,” katanya
Guna menangani permasalahan ini, Ronny mengungkapkan, pihaknya tengah menunggu kajian soal rantai distribusi minyakita guna tak terjadinya harga yang melambung tinggi.