JABAR EKSPRES – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan pentingnya pendidikan tentang jual beli saham dan pasar modal mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD). Pernyataan ini disampaikan Sri Mulyani saat menghadiri pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2025 pada Kamis (2/1).
“Perumusan edukasi pasar modal perlu dimasukkan ke dalam kurikulum mulai dari SD. Semua pihak terkait bisa bekerja sama untuk merealisasikan rencana ini,” ujar Sri Mulyani.
Wacana ini tentunya mempengaruhi kebijakan pendidikan di daerah. Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor pun memberikan tanggapannya terkait hal tersebut.
BACA JUGA: Dinilai Lepas Tanggung Jawab Soal Sampah Pasar Caringin, Ini Respon DLH Kota Bandung
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Nina Nurmasari, menilai bahwa penerapan edukasi pasar modal mungkin perlu disesuaikan dengan tingkat pendidikan. Ia juga menekankan pentingnya pengkajian yang mendalam sebelum kebijakan ini diterapkan.
“Tapi intinya, kalau nanti itu digulirkan, pasti dengan pengkajian yang matang,” kata Nina saat ditemui wartawan di Cibinong, Jumat (3/1).
Nina menambahkan, materi yang diberikan kepada siswa SD mungkin lebih fokus pada penanaman nilai dan sikap terkait pasar modal, daripada teori-teori teknis yang lebih rumit.
“Yang lebih penting mungkin adalah penanaman sikap, seperti apa sikap yang perlu dimiliki saat terlibat dalam pasar saham. Mungkin itu yang lebih tepat untuk dimasukkan ke dalam kurikulum SD,” pungkasnya. (CR1/SFR)