Disinggung terkait kepercayaan masyarakat menurun terhadap demokrasi di Bandung Barat, Ripqi menyebut secara keseluruhan Pilkada Serentak di Bandung Barat dianggap sukses.
Bahkan ia mengklaim, Bandung Barat masuk dalam 10 daerah di Jawa Barat dengan partisipasi pemilih terbanyak. Meskipun pada pemilihan kepala daerah terdapat penurunan partisipasi pemilih ketimbang Pemilu sebelumnya.
“Berkaitan dengan evaluasi, di KBB untuk Pemilu itu mencapai 85 persen tentu kalau dihitung diatas target rata-rata nasional. Kemudian untuk partisipasi masyarakat untuk Pilkada mencapai 73 persen. Memang kalau dilihat angka partisipasi dibandingkan dengan Pemilu memang menurun,” paparnya.
BACA JUGA:IJTI Korda Cimahi-Bandung Barat dan KPU Kota Cimahi Kolaborasi Tingkatkan Partisipasi Pemilih
Ia memastikan, Bandung Barat tidak ada pemungutan suara ulang (PSU). Ini juga menjadi faktor pemilihan kepala daerah di Bandung Barat berjalan lancar dan sukses. Diungkapkan Ripqi, dalam proses pemungutan suara tidak ada kendala berarti yang mengharuskan adanya PSU.
“Pemungutan suara ulang terjadi kalau ada pelanggaran yang sifatnya teknis. Itu tidak ada. Pemungutan suara lanjutan itu bisa terjadi apabila pada hari hari pemungutan terjadi bencana alam. Alhamdulillah dari awal sudah bekerja sama dengan BMKG, BPBD memitigasi dan tidak ada kejadian yang menyebabkan pemungutan suara lanjutan,” katanya.
Hal tersebut karena adanya kolaborasi berbagai pihak seperti forkopimda Kabupaten Bandung Barat dan instansi lainnya. Sehingga faktor-faktor yang bisa menggagalkan pemungutan suara Calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat bisa diantisipasi.
“Misal di KBB kemarin ada TPS yang pada akhirnya, hasil daripada penilaian dari beberapa pihak harus dipindahkan karena tidak aman. Kita evakuasi dan berjalan dengan lancar. Hal-hal seperti ini kan adanya mitigasi. Hasilnya berjalan dengan sesuai harapan,” tandasnya. (Wit)