Inflasi Jabar 2024 Tembus 1,64 Persen, Dua Komoditas Ini Jadi Penyumbang Terbesar!

Ilustrasi: Pedagang beras di Pasar Saeuran Binong Jati, Kota Bandung, Kamis (2/1). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
Ilustrasi: Pedagang beras di Pasar Saeuran Binong Jati, Kota Bandung, Kamis (2/1). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRESInflasi Jawa Barat pada 2024 tercatat di angka 1,64 secara y-o-y. Angka itu terendah selama 5 tahun terakhir.

Statistisi Ahli Madya BPS Jabar Ninik Anisah mengungkapkan, ada sejumlah komoditas yang menyumbang inflasi. Di antaranya yang teratas adalah emas perhiasan dengan andil 0,39 persen, beras dengan 0,17 persen, minyak goreng dengan 0,14 persen, sigaret kretek mesin dengan 0,14 persen dan kopi bubuk dengan 0,13 persen. “Penyumbang tertinggi emas perhiasan, baru beras,” katanya.

Sementara itu catatan inflasi m-to-m pada Desember 2024 ada di angka 0,35 persen. Angka itu naik dibanding pada November yang di 0,24 persen. Ini bisa dikarenakan dampak dari momen libur natal 2024 dan tahun baru 2025 (Nataru).

Baca Juga:Layanan Biskita Trans Pakuan Bogor Dihentikan, Wakil Rakyat Mengaku Kecewa!Pemkot Bandung Klaim Jumlah Produksi Sampah di Malam Tahun Baru 2025 Alami Penurunan!

Rinciannya untuk kelompok penyumbang inflasi teratas adalah makanan minuman dan tembakau dengan andil 0,31 persen. Lalu kedua adalah penyediaan makanan dan minuman atau restoran dengan 0,02 persen.

Inflasi sendiri merupakan kondisi ekonomi di mana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini menyebabkan daya beli uang menurun, sehingga nilai uang menjadi kurang. Inflasi terjadi ketika permintaan barang dan jasa melebihi penawaran, kenaikan biaya produksi, seperti upah dan bahan baku, kenaikan pajak, ketergantungan pada impor, dan kebijakan moneter yang longgar.

0 Komentar