JABAR EKSPRES- Liburan akhir tahun semakin meriah dengan kehadiran “Dzimar, The Chronicles of Eternity” di Trans Studio Bandung. Mulai dari 21 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025, pertunjukan spektakuler berkelas internasional ini siap membawa pengunjung ke dalam kisah epik penuh emosi dan keajaiban.
Kisah Epik yang Memikat
Sebagai kelanjutan dari trilogi sebelumnya, Dzimar kali ini mengisahkan perjuangan seorang putra mahkota mempertahankan kerajaan Yatra. Cerita ini mengangkat tema ambisi, cinta, dan pengorbanan yang disampaikan melalui aksi panggung luar biasa. Penonton juga akan terpesona dengan romansa antara Raka dan Dara yang penuh konflik dan pengorbanan.
Baca juga : Spesial Show Kabayan Pahlawan Kesiangan! Meriahkan Ulang Tahun Trans Studio Bandung yang Ke-13
Atraksi Kelas Dunia: Aerialist Hair Suspension
Pertunjukan ini menghadirkan aksi sirkus yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia. Seorang pemain sirkus asal Amerika Serikat, Laura Wells, akan menampilkan Aerialist Hair Suspension, di mana ia menggantung tubuhnya hanya dengan helai rambut sambil menari di udara. Sensasi mendebarkan ini menjadi daya tarik utama yang tidak boleh dilewatkan.
Pertunjukan ini merupakan sekuel dari 2 pertunjukan yang pernah dihadirkan oleh Trans Studio Bandung, yaitu Legenda Putra Mahkota pada tahun 2011 dan The Book of The World tahun 2016 lalu.
“Dzimar ini adalah projek yang tertunda 5 tahun. Kita udah bikin konsep ini dari 2019 tapi baru bisa terwujud sekarang,” ujar Ferdinand Rahman, Kepala Pertunjukan dan Produksi Trans Studio Bandung, Senin (23/12/2024).
Ferdinand menambahkan, kolaborasi bersama Laura yang merupakan seorang Hair Suspension & Aerial Hoop ini bukan tanpa alasan. Pihak Trans Studio Bandung mencari hal baru yang sebelumnya belum pernah ditampilkan. Sampai akhirnya menemukan satu referensi atraksi menggunakan rambut dan memilih Laura untuk bergabung dalam pertunjukan.
Baca juga : Promo Payday Trans Studio Bandung, Tiket Masuk Mulai Rp90 Ribu!
“Jadi kita searching action apa yang belum pernah kita tampilkan di Bandung. Kita cari ke semua akrobatik dunia, hampir semuanya sudah. Tiba-tiba kita lihat satu referensi ini belum pernah di Bandung, makanya kita memilih Laura,” tambah Ferdinand.