JABAR EKSPRES – Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendukung pemerintah dalam program makan bergizi gratis (MBG).
Mereka menilai, program makan bergizi gratis dapat menjadi investasi sumber daya manusia (SDM) yang lebih baik ke depannya.
“Program ini sangat bermanfaat terutama untuk pembangunan SDM Indonesia ke depan,” ujar Ketua KPSBU Lembang, Dedi Setiadi kepada wartawan, Minggu (22/12/2024).
BACA JUGA: TAP TAP (KLAIM) Saldo DANA Rp350.000 Gratis Langsung Cair
Selain mendukung program MBG, menurut Dedi, KPSBU Lembang dinilai bisa menjadi pemasok utama susu segar dalam pelaksanaan makan bergizi gratis di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Jika merajuk pada data yang dimiliki KPSBU, di Jawa Barat, Kabupaten Bandung Barat menjadi penghasil susu sapi kedua setelah Kabupaten Bandung.
Khususnya Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, merupakan salah satu penghasil susu perah terbesar di Lembang, Bandung Barat. Pasalnya mayoritas penduduknya peternak sapi.
BACA JUGA: Kasus Bully dan Kekerasan di Jabar Tinggi, Fraksi PPP DPRD Dorong Semua Pihak Ikut Mengawasi
KPSBU Lembang sendiri dalam sehari dapat menampung susu yang dihasilkan sapi dari para peternak anggota KPSBU rata-rata 100 ribu liter per hari, dengan total sapi perah sebanyak 18.612 ekor. Jumlah itu meningkat dibandingkan awal 2020 yang hanya menghasilkan 97.762.301 kilogram.
“Saat ini rata-rata minum susu Warga Negara Indonesia (WNI) itu, 16,6 kilogram perkapita pertahun. Misalkan satu anak diberikan susu sebanyak 125 militer dalam satu bulan, maka satu anak akan menerima 33 kilogram perbulannya. Dengan jumlah itu, produksi susu di KPSBU lembang bisa memenuhinya,” papar Dedi.
Menurutnya, peningkatan produksi susu di KPBS Lembang dapat berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan susu nasional, yang saat ini masih sangat bergantung pada impor.
BACA JUGA: Kasus Bully dan Kekerasan di Jabar Tinggi, Fraksi PPP DPRD Dorong Semua Pihak Ikut Mengawasi
Dengan adanya program MBG, lanjut Dedi, peluang penyerapan susu sapi lokal dipastikan meningkat. Meskipun beberapa hambatan tengah dihadapi oleh sejumlah peternak sapi perah.
“Kendalanya mungkin dari pakan, tapi itu enggak berpengaruh terhadap kualitas susu. Yang dikeluhkan peternak rata-rata kesulitan mencari pakan,” katanya.