Warga Kabupaten Bandung Dihantui Banjir Akibat Luapan Air Sungai, Bupati Klaim Siap Lakukan Normalisasi Tanpa APBD

JABAR EKSPRES – Wilayah Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat pada beberapa waktu sebelumnya banyak dilanda musibah bencana banjir, baik itu akibat jebolnya tanggul hingga luapan air sungai.

Bahkan Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sempat menyatakan darurat bencana.

Menanggapi hal itu, Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengatakan, pihaknya akan mengambil langkah normalisasi sungai, dengan skema tanpa menggunakan Anggara Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Jadi nanti untuk normalisasi sungai rencananya tidak akan menggunakan APBD, kita lakukan dengan Pentahelix,” katanya kepada Jabar Ekspres, Kamis (19/12).

BACA JUGA: Pemkab Bandung Raih Penghargaan Merit Sistem Terbaik dari BKN, Ini Kata Kang DS

Diketahui, Pentahelix merupakan skema kolaborasi yang melibatkan lima unsur atau komponen penting di dalam pelaksamaannya.

Kelima unsur tersebut, yakni pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media. Lima unsur inilah nantinya yang akan dilibatkan dalam proses perencanaan, implementasi, hingga evaluasi dalam hal ini normalisasi sungai di Kabupaten Bandung.

“Tentu semua harus dilibatkan, baik media, pengusaha, masyarakat dan Pemda pastinya hadir,” ujar orang nomor satu di Kabupaten Bandung.

Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, beberapa musibah bencana yang melanda Kabupaten Bandung di antaranya yakni, jebolnya tanggul Sungai Cisunggalah yang berlokasi di wilayah Desa Panyadap, Kecamatan Solokanjeruk pada Kamis, 21 November 2024 lalu.

BACA JUGA: Golongan Pelanggan PLN yang akan Dapat Diskon Tarif Listrik 50 Persen 2025, Apakah Kamu Termasuk?

Dampak dari jebolnya tanggul Sungai Cisunggalah, sebanyak 90 rumah terendam luapan air dan 20 bangunan rusak.

Selain itu, bencana banjir pun merendam wilayah Desa Dayeuhkolot dan Desa Citeureup di Kecamatan Dayeuhkolot, dengan ketinggian mencapai 30 hingga 60 sentimeter pada Kamis, 21 November 2024 lalu.

Faktor terjadinya banjir yang merendam dua desa di Kecamatan Dayeuhkolot hingga membuat akses jalan terhenti itu, diakibatkan oleh luapan air Sungai Citarum dan Sungai Cikapundung usai diguyur hujan deras.

Dadang atau akrab disapa Kang DS berharap, dengan normalisasi sungai maka bencana luapan air ke depannya, tak lagi menghantui warga Kabupaten Bandung.

“Kita bersama-sama bekerja dan menyelesaikan (normalisasi sungai) secara bertahap,” pungkasnya. (Bas)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan