JABAR EKSPRES – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Institut Studi Transportasi (Instran) menyoroti potensi kemacetan parah di jalur wisata favorit di Jabodetabekpunjur terutama di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan tercatat potensi pergerakan selama liburan mencapai 110,67 juta orang.
Untuk itu lonjakan kendaraan menuju objek wisata diprediksi akan menimbulkan tantangan besar.
BACA JUGA: Adu Banteng Pengendara Motor di Soreang, 1 Meninggal dan 2 Luka-luka
Ketua Instran, Ki Darmaningtyas, menegaskan perlunya strategi matang dan kolaborasi lintas sektor untuk mengantisipasi kemacetan horor yang mungkin terjadi di kawasan objek wisata.
Dari hasil survei tersebut dapat terlihat bahwa jumlah pergerakan masyarakat menuju lokasi wisata tidak kalah banyak dengan pergerakan masyarakat yang mudik untuk merayakan Natal atau Tahun Baru.
Beberapa destinasi wisata di Jabodetabek yang diperkirakan ramai pada libur akhir tahun adalah Taman Impian Jaya Ancol, Kebun Binatang Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah, Kebun Raya Bogor, Kota Tua Jakarta, Taman Safari Bogor, Kawasan Puncak Cipanas, dan Kepulauan Seribu.
BACA JUGA: Ambil Bonus Rp100.000 Saldo E-Wallet Lewat Tap-Tap Game Penghasil Uang Viral
“Oleh karena itu, selain diperlukan kesiapan pengaturan lalu lintas pada jalur antar kota antar provinsi, perlu pula adanya kesiapan pemerintah dan stakeholder terkait untuk mengantisipasi lonjakan jumlah kendaraan di lokasi objek wisata,” katanya saat menggelar FGD bersama sejumlah stakeholder di Padjajaran Hotel, Kota Bogor pada Jumat, 13 Desember 2024.
Ia menyebut, survei BKT menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan memilih destinasi pantai, danau, hingga kawasan pegunungan sebagai tempat tujuan liburan.
“Di Jabodetabek, kawasan Puncak tetap menjadi favorit yang diminati oleh banyak orang,” ucap Ki Darmaningtyas.
BACA JUGA: Kadin Jabar Gelar Dialog Ekonomi, Dedi Mulyadi Tekankan Pentingnya Pendidikan dan Keluarga Berencana
“Namun, keterbatasan infrastruktur jalan yang belum mengalami perluasan secara signifikan sejak 1970-an membuat Puncak rentan terhadap kemacetan ekstrem,” imbuhnya.
Ia memberikan contoh suasana kemacetan ekstrem pada libur Maulid Nabi bulan September lalu, yang menjadi bukti nyata menyebabkan antrean kendaraan sepanjang 16 kilometer dengan durasi macet hampir 24 jam.