JABAR EKSPRES – Muhamad Farhan – Erwin tengah berupaya merangkul semua fraksi di DPRD Kota Bandung. Targetnya agar tidak ada oposisi di legislatif.
Farhan-Erwin merupakan pasangan calon (paslon) dalam Pilkada Kota Bandung terpilih. Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Kota Bandung, suara paslon nomor urut 3 jadi terbanyak. Mereka unggul dengan berhasil mengeruk 523.000 suara.
Proses rekap telah tuntas, kini Farhan-Erwin juga mulai ancang-ancang untuk menata Balai Kota di masa kepemimpinannya nanti. Tak terkecuali adalah untuk mengamankan kursi-kursi di DPRD Kota Bandung. Mereka berupaya untuk menghilangkan kubu oposisi.
BACA JUGA: Kontraknya Bersama Bayer Leverkusen akan Habis, Jonathan Tah Diburu Barcelona
Berkaitan dengan langkah itu, Direktur Eksekutif Indonesia Politics Research & Consulting (IPRC) M Indra Purnama turut memberikan komentarnya. Ia berpendapat bahwa jika memang terealisasi, maka fungsi pengawasan di legislatif bakal tersandra.
Indra menguraikan, langkah yang dilakukan Farhan-Erwin itu seperti apa yang dilakukan Prabowo-Gibran di tingkat nasional. Jika berhasil, langkah itu akan banyak meredam kritik tajam dari legislatif terkait program dan kepemimpinan Farhan-Erwin nanti.
Indra melanjutkan, DPRD memiliki fungsi check and balance terhadap roda pemerintahan yang dilakukan kepala daerah.
BACA JUGA: Pilkada 2024 : Partisipasi Masyarakat Jawa Barat Anjlok!
“Jika oposisi hilang maka fungsi itu akan tidak berjalan dengan baik. Karena bakal ada komunikasi dan negosiasi di legislatif,” tuturnya, Selasa (10/12).
Menurut Indra, upaya merangkul kubu oposisi itu sebenarnya juga bakal berdampak pada Farhan-Erwin dalam mengeksekusi sejumlah program dan prioritasnya. Sedikit banyak mereka juga bakal terkunci akan kepentingan partai politik yang dirangkul.
“Akan baik jika memang kepentingan masyarakat diprioritaskan, tapi jika ada kepentingan lain maka masyarakat yang akan tidak terperhatikan,” cetusnya.
BACA JUGA: 6 Rekomendasi Aplikasi Investasi Terbaik 2024 Diawasi OJK, Cara Mudah Dapat Penghasilan
Hilangnya kubu oposisi ini nanti juga bakal menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi masyarakat. Jika dalam berjalannya waktu, Farhan Erwin menyimpang dari semangat mensejahterakan masyarakat. “Masyarakat perlu berjuang lebih keras untuk jadi penyeimbang koalisi,” bebernya.
Namun demikian, lanjut Indra, perbedaan kepentingan antar partai masih mungkin terjadi meski dalam satu kubu. Pertarungan kepentingan antar partai maupun pribadi Anggota DPRD masih mungkin terjadi di DPRD Kota Bandung meski mereka nantinya bersatu dalam satu poros.