Tak hanya itu, menurutnya banjir di wilayah Sapan ini juga berbau dan juga berwarna hitam layaknya limbah pabrik.
BACA JUGA:Anak Kecil Juga Bisa Dapat Saldo Dana Gratis Rp50 Ribu Sehari dari Aplikasi ini
Dirinya juga tak heran jika banjir seperti itu lantaran berada di kawasan Industri Sapan yang terkenal banyak pabrik dan mungkin berbuat culas dalam membuang limbah.
“Sepertinya memang ada pabrik nakal, dalam artian mereka membuang limbah sembarangan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Jadi limbahnya itu mengalir ke anak sungai, lalu karena anak sungai meluap jadinya banjir di jalanan pun berbau bahkan jadi hitam,” katanya.
Selain itu, kata Rifqi banjir juga sering masuk ke pemukiman warga yang berada di Kampung Lembursawah dan Jalan Rancawaliwis. Namun banjir yang masuk ke pemukiman tidak berangsur lama dan hanya sebentar.
“Sebenarnya yang biasanya banjir lama itu ya di kawasan industri itu, karena memang di situ tidak ada drainase yang memadai, sehingga air mengendap dan menunggu diserap oleh tanah,” katanya.
Rifqi juga membenarkan jika kawasan Sapan ini merupakan langganan banjir selama bertahun-tahun.
BACA JUGA:Antisipasi Lonjakan DBD Pada Desember, Dinkes Bandung Barat Imbau Ini
Sejak dirinya menginjak bangku sekolah dasar hingga sekarang, banjir tidak pernah tertanggulangi dan selalu berulang terjadi.
“Saya asli sini dan tinggal di Sapan, dari saya SD sampai sekarang (22) banjir tetap ada di Sapan. Jadi memang sudah 10 tahun, itu setiap tahun pasti ada banjir,” katanya.
Banjir di Sapan juga menjadi suatu ironi, terlebih Bupati Bandung saat ini Dadang Supriatna bertempat tinggal di wilayah tersebut.
Warga pun harus mencari jalan alternatif untuk melewati banjir di wilayah Sapan tersebut.
“Sekarang di sekitar rumah bupati enggak banjir, di jalan cagak enggak banjir, jadi kebanyakan memutarnya itu lewat Rancaoray,” ujarnya.
Riku pun berharap melalui gerakan Sapan Bersuara, pihaknya bisa mengundang berbagai tokoh masyarakat maupun aliansi masyarakat sekitar untuk ikut mendesak Pemkab Bandung buat mengatasi banjir di Sapan dengan manajemen penanggulangan yang efektif dan berkelanjutan.