Kasus ini terungkap saat bersangkutan pulang kerumahnya dalam keadaan babak belur dengan kondisi hidung bengkak. Demikian disampaikan Elvia Hani Marlina (25), yang merupakan kakak kandung korban.
BACA JUGA: Bansos PKH dan BPNT Mulai Cair Hari Ini, Segera Cek Saldo Rekeningmu!
Dikatakan Elvia, Pada Senin (25/11) adiknya pulang kerumah yang diantar oleh pengurus pondok pesantren Al Amanah.
Saat di rumah pengurus tersebut menjelaskan bahwa yang bersangkutan mencuri barang milik santri lain di area pesantren. Namun tak ada penjelasan lebih lanjut terkait kondisi YRH dengan badan dan wajah babak belur.
“Adik saya diantar pulang tanpa penjelasan tentang kondisinya. Kami hanya diberikan catatan bahwa adik saya dituduh mencuri, tetapi mereka tidak memberikan bukti apapun,” ujar Elvia saat dihubungi wartawan belum lama ini.
BACA JUGA: Bansos PKH dan BPNT Mulai Cair Hari Ini, Segera Cek Saldo Rekeningmu!
Setelah didesak oleh keluarga, YRH akhirnya mengakui bahwa ia mengalami kekerasan fisik. Menurut pengakuannya, pelaku membogem wajah, kepala, bahu, bokong, hingga hampir seluruh tubuhnya. Akibatnya, korban mengalami luka lebam dan hidungnya bergeser.
“Adik saya dipukul di bagian wajah, kepala, dan seluruh tubuhnya hingga hidungnya bergeser,” ujarnya.
Dijelaskan, YRH mengaku diseret saat tertidur setelah shalat Isya berjamaah, kemudian diinterogasi dan dipaksa mengakui pencurian. Selama proses tersebut, ia disekap di kamar santri (kobong), tidak diizinkan sekolah, tidak diberi makan, dan terus mengalami kekerasan.
Menurut dia, penganiayaan ini usai pihak ponpes menuduh YRH mencuri barang milik 32 santri dengan total kerugian sekitar Rp2,655 juta. Barang-barang yang hilang termasuk uang tunai, ponsel, gunting kuku, hingga rokok. Namun, keluarga menegaskan bahwa tidak ada bukti yang menguatkan tuduhan tersebut.
“Adik saya tidak pernah mencuri. Mereka hanya menuduh tanpa bukti,” kata Elvia.
Disebutkan, bahwa YRH mengalami trauma berat akibat perundungan tersebut. Selain luka fisik, korban kini menjadi pendiam, tidak mau berbicara kecuali dengan orang yang sangat dikenalnya, dan kerap menunjukkan ketakutan serta kemarahan.