Kasus DBD di Jabar Meningkat, Apakah Akibat Penyebaran Nyamuk Wolbachia?

JABAR EKSPRES – Penyebaran nyamuk wolbachia di Jawa Barat (Jabar), saat ini telah menjadi pertanyaan publik.

Pasalnya hingga kini, penyebaran nyamuk yang diyakini dapat menekan angka kasus Deman Berdarah (DBD) tersebut, dinilai belum dapat dirasakan oleh masyarakat.

Merujuk pada data sebaran kasus yang Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, hingga kini kasus DBD terus mengalami peningkatan. Bahkan berdasarkan catatnya, saat ini telah mencapainya 55.251 dengan angka kematian sebanyak 313 orang sejak Januari 2024.

BACA JUGA: Deretan Bansos yang Cair di Bulan Desember 2024

Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar mengaku pihaknya terus melakukan langkah antisipasi terhadap penyebaran DBD.

Namun terkait dengan wolbachia, diakui Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Vini Adiani Dewi hingga kini belum dapat dilakukan secara maksimal.

“Karena teknologi wolbachia ini cukup mahal, dan kalau tidak salah hanya dua laboratorium yang mempunyai kemampuan high teknologi seperti itu. Jadi nanti kalau sudah banyak lab (laboratorium) yang memiliki teknologi itu, otomatis akan mungkin diperluas (penyebarannya),” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (2/12) kemarin.

BACA JUGA: Daftar Film Tema Natal Terbaru 2024 yang Bisa Anda Tonton Bersama Keluarga

Selain teknologi yang cukup mahal, Vini menyebut penyebaran nyamuk wolbachia ini, harus memerlukan waktu yang cukup panjang. Ia menuturkan, perlu waktu hingga satu tahun untuk bisa dirasakan oleh masyarakat.

“Karena ada standar-standar yang harus dipenuhi. Jadi enggak hanya disebarkan lalu bisa menurunkan (kasus DBD), itu enggak juga,” ungkapnya.

Meski begitu, Vini mengungkapkan pihaknya akan terus berupaya melakukan antisipasi agar kasus DBD di Jabar ini tidak terus mengalami peningkatan.

BACA JUGA: Performa Semakin Menurun, Ancelotti: Masalah Mbappe Bukan Personal!

“Wolbachia ini akan bermakna kalau 60 persen nyamuk disitu (lokasi penyebaran) sudah mengandung wolbachia, di kita hanya baru sebagian, tapi kita akan terus antisipasi karena yang paling penting bagi kita adalah Jumantik,” pungkasnya.

Vini menuturkan pihaknya akan terus mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap melakukan gerakan Jumantik atau Juru Pemantauan Jentik sebagai langkah antisipasi dari perindukan nyamuk DBD.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan