Oleh: Klistjart Tharisa
RASANYA saat ini tidak ada masyarakat Jawa Barat yang tidak merasakan dampak perubahan Iklim di Jawa Barat. Cuaca makin panas, hujan dan panas tak menentu, bencana alam, abrasi, serta kekeringan di mana-mana.
Seperti tahun lalu, dari bulan Januari hingga Oktober sebanyak 23 Kabupaten di Jawa Barat mengalami kekeringan dan kekuarangan air bersih. Abrasi terjadi di hampir seluruh Pantai Utara Jawa Barat. Juga peristiwa yang sempat viral yaitu tornado perdana Indonesia di kawasan Rancaekek, Sumedang.
Peristiwa di atas menunjukkan bumi Pasundan sudah tidak sedang baik-baik saja. Pemicunya utamanya adalah perubahan iklim akibat pemanasan global. Terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Menurut Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa, peningkatan suhu dunia pada fase menghawatirkan. Kenaikan suhu dunia telah melampaui ambang batas 1,5 derajat celcius, seperti yang telah disepakati dalam Perjanjian Paris.
Kondisi ini harus dihentikan. Perlu komitemen serius dari pemangku kebijakan untuk mengurangi penggunaan energi fosil dan menggunakan energi terbarukan. Bila tidak, generasi mendatang akan mengalami bisa mengalami situasi yang lebih ekstrem lagi.
Momentum Pilkada
Momentum Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat memberikan harapan adanya perubahan lingkungan Jawa Barat lebih baik lagi. Para calon gubernur dan wakilnya tersebut tak sekedar membuat janji, tapi juga mau berkomitmen mencegah kerusakan lingkungan di Jawa Barat.
Namun adakah yang mau demikian? Bila membaca visi misi ke-empat calon Gubenur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, masing-masing memasukkan kata lingkungan dalam misi mereka. Ini menunjukkan ada kepedulian dari para calon Gubernur Jawa Barat. Masalahnya adalah tak jelas arah kebijakan lingkungan yang akan diambil. Ini juga terlihat dari debat-debat yang menyinggung isu lingkungan. Pemahaman para kandidat hanya mencoba menyelesaikan isu lingkungan dengan hanya dengan “go green”. Ini tak salah, namun ada banyak hal yang bisa dilakukan.
Harus Dengarkan Pemuda
Sudah saatnya pemimpin Jawa Barat mendengarkan aspirasi pemuda. Kaum generasi Z yang suaranya banyak dinanti-nanti kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Suara ini penting karena merekalah yang bakal menanggung malapetaka lebih lama, bila krisis iklim segera dicegah dari sekarang.