BANDUNG – Elektabilitas Pasangan Calon (Paslon) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja diperkirakan melejit setelah menyelesaikan debat publik perdana di Graha Sanusi, Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Senin, 11 November 2024.
Pasalnya, Jeje Wiradinata tampil lihai dan mengusai materi Debat Publik Calon Gubernur dan Wakil Gubenur Jabar 2014. Jeje pun dengan lugas menjawab pertanyaan-pertanyaan baik dari pasangan calon lain maupun panelis.
Misalnya, mengenai tema penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Jabar. Jeje menegaskan, pananganan penyalahgunaan narkoba harus dibentengi dengan pendidikan karakter khususnya bagi generasi muda. Termasuk bagaimana menciptakan suasana harmonis dalam lingkungan rumah tangga.
“Strategi mengurangi penyalahgunaan narkoba itu harus dibangun dengan pendidikan yang baik bagi generasi muda, serta bagaimana bisa menciptakan suasana kerukunan dalam kehidupan rumah tangga. Intinya pendidikan karakter itu sangat penting dalam membangun generasi muda yang sehat dan adaptif,” ujar Jeje ketika debat berlangsung.
Lebih jauh Jeje menjelaskan, sehebat apapun sistem maupun upaya yang dilakukan, namun tanpa dibarengi pendidikan karakter, maka hal tersebut akan terasa sia-sia. “Jadi, konsep yang paling utama adalah pendidikan karakter. Juga keluarga adalah segala-galanya dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba,” terangnya.
Dengan itu, Jeje Wiradinata menambahkan, sistem pendidikan karakter yang baik merupakan hal penting yang harus dikedepankan selain pengentasan kemiskinan, pengangguran dan persoalan sosial lainnya.
“Kami punya program akan membangun SMA/SMK di kecamatan yang masih belum ada, dan untuk perguruan tinggi, kami akan siapkan 100 ribu beasiswa bagi mahasiswa dengan Rp 10 juta per orang,” sebutnya.
Jeje Wiradinata juga menyinggung soal reformasi birokrasi yang berkelanjutan. Hal tersebut kata Jeje, masih menjadi persoalan hingga saat ini.
“Kita selalu menggembor-gemborkan reformasi birokrasi. Tetapi ketimpangan, persoalan pelayanan dan lain-lain tetap menjadi kendala,” katanya.
Menurutnya, reformasi birokrasi sesungguhnya mengembalikan fundamental Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelayan. “Fundamental ASN itu berkepentingan dengan layanan masyarakat, sehingga akses masyarakat menjadi mudah sehingga kesejahteraan masyarakat bisa terpenuhi dengan baik,” bebernya.
Oleh karena itu, imbuh Jeje Wiradinata, reformasi birokrasi ASN membutuhkan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan.