JABAR EKSPRES – Nilai dolar AS melonjak tajam setelah Donald Trump diproyeksikan kembali memimpin Gedung Putih. Kebijakan Trump yang fokus pada pemotongan pajak dan peningkatan tarif perdagangan membuat investor bertaruh pada prospek inflasi yang lebih tinggi, yang diperkirakan akan memperlambat pemangkasan suku bunga di masa depan. Dengan suku bunga yang tinggi, investor kini melihat potensi imbal hasil lebih besar dari simpanan dan investasi berbasis dolar.
Melansir dari BBC, bukan hanya dolar, nilai Bitcoin juga memecahkan rekor tertinggi, didorong janji Trump untuk menjadikan AS sebagai “pusat bitcoin dan cryptocurrency dunia.” Harga Bitcoin melonjak hingga mencapai $75.371, menambah sentimen positif di pasar crypto yang selama ini mengalami tekanan dari regulasi ketat pemerintahan Biden.
Pasar dan Mata Uang Dunia Bergolak
Efek pemilihan AS langsung terasa di pasar global. Indeks FTSE 100 di Inggris naik 1%, sedangkan pound sterling anjlok 1,41% terhadap dolar AS, mencapai level terendah sejak Agustus. Euro turut melemah 2,24% terhadap dolar, dan yen Jepang juga tertekan oleh penguatan dolar sekitar 1,4%. Pasar saham Asia pun tidak luput dari dampak ini. Indeks Nikkei 225 Jepang berakhir naik 2,6%, sementara indeks ASX 200 Australia naik 0,8%. Di China, indeks Shanghai Composite turun 0,1%, dan Hang Seng Hong Kong jatuh 2,23%.
Para ahli memperkirakan indeks saham utama AS juga akan mengalami lonjakan saat perdagangan dibuka.
Apa yang Membuat Bitcoin Meroket?
Selama kampanye, Trump menyatakan dirinya akan mempertimbangkan untuk mengganti Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Gary Gensler, yang dikenal keras terhadap industri crypto. Trump juga mengusulkan Elon Musk untuk memimpin audit pemborosan pemerintahan. Dukungan Musk terhadap Trump dan investasi Tesla di Bitcoin sebelumnya menambah antusiasme investor crypto.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini di Jabodetabek, Stagnan di Rp1.539 Juta per Gram
Saham Tesla yang diperdagangkan di Frankfurt melonjak 14% pada pembukaan pasar, didorong sentimen positif atas dukungan Musk terhadap Trump dalam kampanye.
Kebijakan Tarif Trump dan Dampaknya
Para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan tarif Trump dapat berdampak signifikan pada ekonomi global. Ahmet Kaya dari Institut Nasional Penelitian Ekonomi dan Sosial (Niesr) di Inggris menyebutkan, ekonomi Inggris bisa menjadi salah satu yang paling terdampak, dengan pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya mencapai 0,4% pada 2025, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,2%. Sementara itu, Katrina Ell dari Moody’s Analytics menilai kebijakan Trump akan membuat ketidakpastian ekonomi di Asia semakin besar, terutama terkait impor AS.