Oleh: Anggie Siti Perdani, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Kimia
Gas karbon dioksida (CO2) merupakan gas yang kita kenal dekat dalam kehidupan sehari-hari. CO2 memiliki kemampuan untuk menyerap dan memerangkap panas. Ketika sinar matahari masuk ke bumi, sebagian energi ini dipantulkan kembali ke luar angkasa, tetapi gas-gas rumah kaca seperti CO2 memerangkap sebagian panas ini di atmosfer, menciptakan efek rumah kaca. Ini adalah proses alami yang membuat bumi hangat dan layak huni. Namun, peningkatan berlebihan CO2 memperkuat efek rumah kaca dan menyebabkan pemanasan global. Sumber utama peningkatan CO2 saat ini berasal dari aktivitas manusia, terutama dari penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam untuk menghasilkan listrik, transportasi, serta proses industri.
Kenaikan konsentrasi CO2 di atmosfer menyebabkan suhu global meningkat, yang memicu perubahan iklim. Beberapa dampak dari peningkatan CO2 meliputi banjir, kekeringan, badai, dan gelombang panas menjadi lebih sering dan lebih ekstrem, mengancam kehidupan manusia, hewan, dan ekosistem alami.
Dampak-dampak tersebut jelas menunjukkan bahwa meminimalkan emisi CO2 bukan hanya penting, tetapi mendesak. Pembangunan berkelanjutan tidak dapat dicapai tanpa mengurangi emisi gas rumah kaca yang merusak lingkungan dan membahayakan kehidupan di bumi. Pembangunan berkelanjutan, menjadi salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan oleh PBB, menekankan perlunya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Untuk mencapai ini, pengurangan CO2 menjadi prioritas utama.
Berbagai upaya sudah dilakukan oleh individu, komunitas, dan pemerintah untuk membantu mengurangi emisi CO2 seperti mengurangi penggunaaan energi fosil, efisiensi energi, penggunaan transportasi ramah lingkungan, dan menanam pohon. Namun untuk benar-benar menangani masalah ini, pendidikan menjadi faktor kunci, terutama pendidikan yang berfokus pada pemahaman mendalam mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu upaya penting yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan kimia.
Kimia merupakan ilmu yang berperan penting dalam banyak aspek kehidupan, termasuk lingkungan. Pemahaman mengenai bagaimana proses kimia bekerja, terutama dalam konteks emisi gas rumah kaca, polusi, serta konservasi energi, sangat diperlukan dalam memerangi pemanasan global. Namun, untuk dapat menyebarkan pengetahuan ini secara luas, kita memerlukan lebih banyak guru kimia yang berkompeten. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Katolik Parahyangan tidak hanya bertujuan untuk mencetak guru yang mampu mengajar di ruang kelas, tetapi juga sebagai agen perubahan yang siap mengedukasi dan menginspirasi generasi muda untuk peduli terhadap lingkungan. Kita berharap bahwa generasi mendatang tidak hanya akan mengerti tentang isu pemanasan global, tetapi juga akan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk menemukan solusi nyata yang berkelanjutan.