Dorong Warga Berprestasi, Pordes Cileunyi Wetan Diharapkan Dapat Menumbuhkan Bibit Atlet Masa Depan

Tak hanya di bidang olahraga, namun juga untuk keagamaan, seni-budaya Sunda hingga kepedulian lingkungan, pihak Desa Cileunyi Wetan mengaku siap memberikan apresiasi apabila memang warganya mempunyai prestasi.

BACA JUGA: Tuntas Debat Perdana, KPU Kota Bandung Bakal Evaluasi Pelaksanaan

“Biar semangat berprestasinya semakin terdorong, agar gak sebatas di tingkat lokal, tapi bisa bersaing di level nasional bahkan harapannya bisa ke internasional,” jelasnya.

Hari mengungkapkan, apabila ada warga yang memang mempunyai prestasi di luar atau ingin menampilkan bakat dan kemampuannya, bisa daftarkan ke kantor Desa Cileunyi Wetan untuk didata.

“Prestasi ada bukti sertifikat dan keterangan, kita akan apresiasi. Semoga dengan ini dapat menumbuhkan bibit-bibit atlet yang mampu bersaing di level nasional hingga internasional,” ungkapnya.

BACA JUGA: Kejaksaan Agung: Belum ada Indikasi Tom Lembong Menerima Suap Ataupun Gratifikasi

“Pordes ke-5 tahun ini ada 1.426 atlet yang berpartisipasi. Semoga tahun kerikutnya bisa mencapai 2.000 atlet warga Desa Cileunyi Wetan untuk bisa unjuk kemampuan dan bakat mereka,” lanjut Hari.

Melalui pantauan Jabar Ekspres, pelaksanaan penutupan Pordes Cileunyi Wetan ke-5 pada 2024 itu, menampilkan pagelaran seni dan budaya kesundaan, salah satunya kesenian Reak.

Hari memaparkan, kesenian Sunda merupakan warisan leluhur yang perlu terus dilestarikan, diperkenalkan kepada penerus bangsa guna tetap eksis dan tidak punah.

BACA JUGA: Kolaborasi Bio Farma dan Becton Dickinson untuk Produksi Lokal Diagnostik TB di Indonesia

“InsyaAllah visi misi tahun depan (2025), kita akan melaksanakan Gestur Sunda, Gelar Seni Tradisi Urang Sunda,” paparnya.

Hari menyampaikan, selain pihaknya berupaya menonjolkan bakat warga di bidang olahraga dan religi keagamaan, Desa Cileunyi Wetan juga mendorong supaya warisan leluhur kesundaan dapat turut dilestarikan.

“Saya harap para pelaku kesenian berkolaborasi dengan pemerintah desa, untuk bersama-sama ‘ngamumule’ (melestarikan) budaya Sunda,” pungksnya. (Bas)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan