JABAR EKSPRES – Kesadaran masyarakat dinilai masih kurang untuk tertib saat berada di Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang tersebar di beberapa lokasi. Hal ini dibeberkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung saat menganggapi progres KTR hingga tahun ini.
Menurut Kepala Dinkes Kota Bandung, Anhar Hadian, bicara dari sisi perilaku masyarakat, pihaknya menyadari bahwa kesadaran warga Bandung khususnya para perokok untuk tidak merokok di KTR itu masih rendah.
“Misalnya (KTR) di kawasan umum. Itu jauh lebih rendah lagi hanya 49 persen. Kira-kira segitu memang angkanya. Tapi mereka yang gak representatif, ya,” ungkap Anhar saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, Selasa (29/10/2024).
BACA JUGA:Fraksi PPP DPRD Jabar Dorong Pembangunan USB Jadi Prioritas
Dia menambahkan, sementara kawasan yang seharusnya memiliki angka kepatuhan lebih tinggi, ternyata tidak jauh berbeda. Hal ini dapat dilihat dari kawasan tanpa rokok di sejumlah wilayah instansi pendidikan.
“Dari total kawasan tempat belajar. Tempat belajar itu yang patuh KTR 80,46 persen. Ini bicara kawasan pendidikan ya kak. Berarti ada 20 persen warga kawasan pendidikan merokok di kawasan pendidikan gitu kan,” tambahnya.
“Memang kelihatannya kecil ya 20 persen. Hanya 20 persen tapi kan ini di kawasan pendidikan juga di sekolah. Kok masih ada yang merokok itu,” sesal Anhar.
Dia pun menjelaskan sejumlah kendala yang menjadi hambatan jumlah angka kepatuhan KTR di Kota Bandung masih rendah. Mulai dari keterbatasan sumber daya manusia hingga ketersediaan sarana dan prasarana.
“Satgas (satuan tugas) juga merangkap-rangkap. Lokasi yang diawasi harus banyak sekali. Lalu diperparah tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak merokok di KTR juga masih rendah. Itu kira-kira,” jelas Anhar.
“Sarana prasarananya, misalnya smoking areanya tidak memadai jadi alasan buat orang jadi merokok dimana saja. Tapi kalau buat mencapai target itu sebetulnya bisa aja atau masih butuh beberapa waktu ya tentu bisa. Memang kami harus menguatkan kolaborasi ya,” pungkasnya.