JABAR EKSPRES – Dalam upaya penguatan komitmen penurunan ritase kiriman sampah ke TPA Sarimukti dari 172 menjadi 140 rit. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah berkomitmen menerapkan “Tidak Dipilah Tidak Diangkut” mulai Senin (28/10) hari ini.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara menuturkan, hal tersebut bagian dari langkah pengurangan dan pengiriman sampah ke Sarimukti. Termasuk aktivasi pengelolan sampah terintegrasi dengan penguatan pengelolaan sampah pada sumbernya.
Lantas dirinya mendorong seluruh lapisan masyarakat Kota Bandung akan pentingnya pengolahan sampah di hulu. Pihaknya mengajak seluruh masyarakat berkaca pada suksesnya 383 RW di Kota Bandung menjadi Kawasan Bebas Sampah (KBS).
BACA JUGA: Diduga Melanggar Netralitas, 7 Kades di Bandung Barat Diperiksa Bawaslu
“Contohnya itu ada 22,5 persen dari seluruh RW yang ada di Kota Bandung yang sudah berhasil mengelola sampah,” ungkap Koswara di Pendopo Bandung, belum lama ini.
Dia menambahkan, apabila 383 KBS itu jadi role model dan dapat diikuti oleh 1596 RW di Kota Bandung, maka dengan asumsi pengurangan sampah total 70 persen dari 1.800 ton per hari.
Maka, total sampah Kota Bandung tersisa sekitar 540 ton saja yang harus diangkut ke TPA. “Residunya itu sisanya saja, tinggal 30 persen. Artinya ini pernah dilakukan program kebijakan pengurangan di hulu,” tambahnya.
BACA JUGA: 3 Cara Mudah Menghasilkan Uang dari Internet dengan Bantuan AI, Cocok untuk Pemula!
Setelah kick off ‘Tidak Dipilah Tidak Diangkut’ berlangsung, para Camat yang menjadi bagian dari Satgas Penanganan Sampah Kota Bandung langsung mengerahkan aparat kewilayahan berjaga di TPS-TPS.
Hal tersebut untuk memastikan tagline itu dijalankan optimal. “Dengan semua yang kita lakukan, ini bisa menjadi sebuah langkah ke depan bagi Pemkot Bandung untuk merespon semua persoalan perkotaan,” pungkasnya