Direktur Operasional Program YIARI, Argitoe Ranting menekankan pentingnya pelepasliaran sebagai indikator keberhasilan dalam konservasi satwa liar.
BACA JUGA:Diduga Terima Suap Vonis Bebas Ronald Tannur, Tiga Hakim PN Surabaya Terjerat OTT Kejagung
“Pelepasliaran kukang jawa ini merupakan puncak dari upaya penyelamatan panjang dan teliti, dimulai dari proses penyelamatan, rehabilitasi, hingga akhirnya pelepasliaran ke habitat alami mereka,”ujarnya, Rabu (23/10).
Argitoe berharap, kegiatan ini memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan Satwa yang dilepasilarkan, serta menyediakan data untuk studi lanjutan tentang konservasi Kukang Jawa.
Sementara itu, Kepala Bala Taman Nasional Gunung Halimun Salak Budhi Candra mengatakan, pelepasliaran Kukang Jawa ini bukan hanya langkah penting dalam konservasi satwa yang terancam punah.
Akan tetapi juga merupakan wujud nyata komitmen kami dalam melestarikan keanekaragaman hayati di Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
“Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan satwa liar dan lingkungan kita.”harapnya.
Ditempat yang sama, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat, Agus Arianto mengungkapkan, apresiasi kepada YIARI yang telah mendukung program pemerintah dalam pelestarian satwa liar dilindungi.
“Kami menghimbau segenap lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga keberlangsungan kelestarian satwa liar dilindungi kukang jawa di habitatnya, karena kelestarian dapat terwujud dari kepedulian dan komitmen bersama. Mencintai satwa liar tidak berarti harus dilakukan dengan cara memelihara, sejatinya dengan membiarkannya hidup di alam liar, di habitatnya merupakan bentuk mencintai satwa liar sesungguhnya.”pungkasnya.