Nugraha atau akrab disapa Nunu menjelaskan, gerakan bela diri pencak silat Panglipur sudah banyak diterapkan oleh berbagai perguruan.
BACA JUGA: Comeback Dramatis SMA 1 BPK Penabur Bandung di Babak Fantastic Four
Menurutnya, walaupun berbagai perguruan banyak yang memakai gerakan pencak silat Panglipur, namun khusus untuk Sistem Pertahanan Usik Sanyiru Padanan beserta filosofisnya, saat ini hanya tinggal satu orang yang menerapkan.
“PKM ini juga bertujuan untuk mengenalkan filosofis dari gerakan pencak silat Panglipur yang hampir punah. Sekarang tinggal Abah Asep Gurwawan, yang menerapkan gerakan tersebut dengan filosofisny,” jelasnya.
Nunu memaparkan, pada pelaksanaan PKM ini, gerakan-gerakan Sistem Pertahanan Usik Sanyiru Padanan, selain dituangkan dalam bentuk jurnal juga didokumentasikan untuk visualisasinya.
“Karena rencananya juga akan dibukukan dengan cetakan nantinya tiga bahasa. Dibuat buku dalam bentuk bahasa Indonesia, Belanda dan Inggris,” paparnya.
BACA JUGA: Kisah Unik di Laga Putri Smak 1-Trimulia: Duel Sengit dan Adu Strategi Suami-Istri!
Nunu yang juga penulis buku Gerak Rasa Usik Sanyiru Padanan berharap, kegiatan yang dilakukan bisa menjadi pendorong, terhadap meningkatnya minat serta kepedulian masyarakat dan pemerintah, mengenai pencak silat yang bukan sekadar gerakan bela diri semata, melainkan beserta filosofisnya.
“Saya harap ini bisa jadi pilot project, untuk ke depannya di sini menjadi Kampung Pencak. Targetnya dibentuk pariwisata pencak, jadi kegiatan ini baru langkah awal,” pungkasnya. (Bas)