JABAR EKSPRES – Seorang warganet di Facebook mengungkapkan kekhawatirannya setelah bergabung dengan aplikasi Grapix AI, di mana ia telah memberikan data pribadi seperti KTP dan foto wajah asli kepada platform tersebut yang diduga kini scam.
“Masalah rugi gak pph. Yang bikin stres data pribadi bocor gara² Grapixai😠 #Grapixai #penipuan #ponziscam,” demikian unggah salah seorang warganet @mw** di salah satu grup diskusi Facebook Grapixai Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa data pribadi yang telah diberikan saat menjadi member Grapix AI, termasuk nomor KTP.
“Kalau udh VIP3 ke atas pakai KTP. Janji mereka manis bangat. Siapa yg gak tergiur gaji perminggu di kasih jutaan bahkan hadiah seperti motor,” ungkap warganet tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa untuk anggota VIP3 ke atas, mereka diminta mengirimkan foto wajah asli dan alamat lengkap, yang menjadi kekhawatirannya saat ini.
Di samping viralnya aplikasi Grapix AI, simak 5 bahaya kebocoran data pribadi seperti KTP dan cara mengatasinya berikut ini.
5 Bahaya Kebocoran Data Pribadi
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah 5 bahaya kebocoran data pribadi yang harus diwaspadai:
1. Pembobolan Rekening
Salah satu target utama dari kebocoran data adalah uang, yang sering kali terwujud dalam bentuk rekening bank.
2. Penyamaran untuk Kejahatan
Data pribadi yang dicuri dapat digunakan untuk membuat identitas palsu, yang kemudian digunakan dalam tindakan kriminal, seperti terorisme. Akibatnya, korban dan keluarganya dapat dituduh sebagai teroris, sementara pelaku aslinya bebas.
3. Pencatutan Nama untuk Pinjaman Online
Pelaku kejahatan dapat memanfaatkan data yang bocor untuk mengajukan pinjaman di aplikasi pinjaman online.
Mereka menggunakan data KTP yang dicuri untuk menarik uang dari aplikasi yang memiliki sistem pemeriksaan yang kurang ketat.
Kasus ini pernah terjadi, di mana seseorang menerima transfer dari rekening yang tidak dikenal, diikuti oleh kontak dari pelaku yang mengaku “salah transfer.”
4. Target Politik
Data yang bocor dapat digunakan untuk rekayasa sosial. Ini termasuk pemetaan dukungan politik berdasarkan demografi, hobi, dan lokasi, yang bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi politik.