71 Nelayan Terjebak di Dermaga Bambu Pantai Tegallbuled Cianjur 1 Ditemukan Tewas 2 Hilang Tersapu Ombak

JABAREKSPRES – Salah satu korban nelayan di Pantai Tegallbuled Kabupaten Cianjur yang tenggelam akibat disapu ombak besar bernama Rahmat alias Ehek ditemukan sudah tidak bernyawa di Pantai Cikole.

Sementara dua nelayan lainnya masih dalam pencarian. Rahmat, 52 tahun merupakan warga Kampung Babakan Panjang, Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud.

Kasatpolairud Polres Sukabumi AKP Tenda Sukendar membenarkan penemuan mayat di Pantai Cikole merupakan korban nelayan yang tenggelam di Pantai Tegalbuled.

Hal ini berdasarkan data yang diterima dari keluarga korban yang menyatakan bahwa Rahmat merupakan nelayan yang sedang mencari ikan di dermaga.

‘’Kini jenazah Rahmat langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah duka,’’ Tenda ketika dikonfirmasi, Kamis, (17/10/2024).

Tenda mengatakan, Tim SAR saat ini masih melanjutkan pencarian 2 nelayan yang bernama  Dede Uhay atau Dede Yusuf, 28 tahun dan Rohmat alias Imat, 36 tahun.

Tenda mengatakan, gelombang besar setinggi 3 meter menjadi kendala pencarian 2 nelayan lainnya. Namun pihaknya masih terus mengupakan pencarian.

Untuk diketahui peristiwa naas tiga nelayan yang tenggelam diakibatkan tersapu ombak pantai Tegallbuled yang tiba-tiba menghempaskan 71 nelayan yang sedang mencari ikan di jembatan bambu dermaga pasir besi pada Rabu pagi, 16 Oktober 2024.

Dermaga yang terbuat dari bambu itu dibuat untuk aktivitas PT Sumber Besi Prima (SBP). Namun belakangan ini banyak warga yang memanfaatkan dermaga bambu tersebut untuk mencari ikan.

Dermaga bambu tersebut dibuat seperti jembatan memanjang dari pantai sampai ke bagian terdalam laut.

Keberadaan dermaga bambu tersebut kerap dimanfaatkan nelayan untuk mencari ikan. Terlebih semenjak cuaca memburuk banyak nelayan yang tidak bisa melaut.

Sementara itu, Humas Basarnas Jakarta Ramli Prasetyo, mengatakan puluhan nelayan masih terjabak di dermaga bambu akibat akses terputus karena terjangan ombak besar.

Para nelayan tersebut masih bertahan dan menunggu untuk dilakukan evakuasi oleh Tim Basarnas.

Untuk melakukan evakuasi Basarnas akan melihat terlebih dahulu kondisi cuaca di Panta Tegallbuled.

Jika memungkinkan, maka akan dievakuasi dengan menggunakan perahu nelayan. Akan tetapi jika tidak memungkinkan akan menggunakan Helikopter.

‘’Ini menjadi opsi paling aman saat ini, mengingat merapat ke dermaga Tegalbuleud belum memungkinkan,” jelas Ramli.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan