Pengamat Unpad Kritik Inovasi Parkir Pakai QRIS Pemkot Bandung

JABAR EKSPRES – Pengamat Kebijakan Publik Universitas Padjajaran (Unpad) Yogi Suprayogi turut merespon uji coba pembayaran parkir pakai QRIS yang dilakukan Pemkot Bandung. Menurutnya langkah itu kurang tepat.

Yogi mengungkapkan, langkah yang diambil Pemkot Bandung itu sah – sah saja. Niatnya adalah untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah dari sektor parkir yang kini belum optimal. “Sah – sah saja mereka merupaya cari inovasi,” katanya, Selasa (15/10).

Namun, lanjut Yogi, berkaca dengan sejumlah kebijakan yang telah dibuat, mestinya Pemkot Bandung mengoptimalkan saja mesin parkir yang telah ada. “Kan sudah ada mesin parkir, berapa itu investasinya. Mestinya maksimalkan itu dulu,” cetusnya.

BACA JUGA: Samapta Terima Peralatan Baru dari Polda Jabar untuk Pengamanan Pilkada Serentak 2024

Mesin parkir itu sudah berdiri di beberapa jalan di Kota Bandung. Misalnya di Jalan Braga. Dan pengadaan mesin itu juga telah menelan anggaran yang tidak sedikit. Nilainya tembus Rp 80 miliar.

Yogi menguraikan, penerapan QRIS sendiri juga bakal memiliki sejumlah masalah baru. Misalnya barcode yang rentan diganti oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. “Itu kan harus hati-hati juga, gampang dibuat barcode nya,” tuturnya.

Belum lagi masalah teknis lain. Misalnya ribet karena harus nyalain handphone dulu padahal cuman bayar Rp 2 ribu. Belum lagi kalau internet mati.

BACA JUGA: 7 Titik Rawan Operasi Zebra 2024 di Tangerang Hari Kedua

Bagi Yogi, inovasi yang dilakukan Pemkot itu bentuk keputusasaan dari sejumlah masalah pengelolaan parkir. “Kami sering ingatkan, kalau mesin parkir kan mesinnya sudah bagus. Tapi yang perlu ditata adalah aspek sosiologis. Misal preman yang mengelola parkir,” cetusnya.

Sementara itu, beberapa hari ini Pemkot Bandung melalui Dinas Perhubungan juga telah melakukan uji coba penggunaan QRIS untuk pembayaran parkir itu. Namun hal itu belum berjalan efektif.

Salah satu petugas parkir, Andi menceritakan, sejak Senin lalu ia tutut terlibat dalam uji coba itu. Tapi belum satupun masyarakat yang memanfaatkan QRIS tersebut. “Selalu saya tawarkan (QRIS.red) tapi gak ada yang mau,” cetusnya saat ditemui, Selasa (15/10).(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan