Meski TPAS Sarimukti Overload dan Kondisinya Krisis, Desa Cileunyi Wetan Bandung Tak Terdampak

JABAR EKSPRES – Akibat Tempat Penampungan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, di Kabupaten Bandung Barat yang sudah melebihi kapasitas alias over capacity, dampaknya sangat serius.

Pasalnya, beberapa daerah di Jawa Barat tepatnya area Bandung Raya, terancam tak dapat membuang sampah ke TPAS Sarimukti. Kondisi terkini, pembatasan ritase sudah diberlakukan.

Kendati demikian, warga di wilayah Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung tak begitu terdampak akibat overload TPAS Sarimukti.

Kepala Desa (Kades) Cileunyi Wetan, Hari Haryono mengatakan, di wilayahnya para warga sudah terbiasa mengelola sampah mandiri di level rumah tangga.

BACA JUGA: Ingin Hidupkan BIJB, Menhub Budi Minta Seluruh Travel Manfaatkan Kertajati

“Banyak warga memilah sampah sendiri, yang bisa dibakar mereka bakar depan rumah karena ada lahan, sisanya seperti sayuran dibuat jadi pakan (ikan hingga unggas),” katanya saat ditemui Jabar Ekspres di ruang kerjanya, Senin (14/10).

Hari menerangkan, beberapa pengurus RW di Desa Cileunyi Wetan, bahkan menampung sampah rumah tangga, untuk dikelola secara kumulatif.

“Sistem penarikan ada yang sekali sampai dua kali dalam satu pekan. Itu dikelolanya jauh dari rumah warga, ada yang di lahan kosong ada yang dekat makam,” terangnya.

Hari menjelaskan, pengelolaan sampah secara mandiri baik yang dilakukan pengurus RW hingga oleh warga di level rumah tangga, bukan semata karena kondisi TPAS Sarimukti saat ini sedang krisis.

“Alhamdulillah warga sejak 2019-2020 sudah teredukasi untuk membiasakan memilah sampah dan mengelolanya secara mandiri,” jelasnya.

Hari mengungkapkan, selain edukasi dan sosialisasi sempat diberikan kepada warga, pihaknya pun memperkuat dengan adanya Peraturan Desa (Perdes) Cileunyi Kulon, yang mengatur supaya masyarakat mengelola sampah mandiri.

“Tidak ada hukuman, tapi lebih ke penekanan saja, agar pengurus bisa leluasa mengingatkan. Alhamdulillah diterima oleh warga dan mereka secara kesadaran diri sendiri peduli,” ungkapnya.

Diketahui, pengolahan sampah mandiri oleh warga Desa Cileunyi Wetan, terdapat salah satu percontohan yakni di RW07, konsisten aktif sejak 2020 lalu.

Mereka tergabung dalam Kelompok Bank Sampah Mandiri (BSM) Tematik Maggot. Tetap semangat peduli lingkungan, meski dilakukan secara manual.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan