JABAREKSPRES – Masalah pendirian rumah ibadah masih menjadi masalah krusial yang menyebabkan gesekan di tengah warga di Kota Bandung.dapat etensi khusus dari Calon Wali Kota Muhammad Farhan.
Hal ini terungkap dalam kegiatan berhikmat untuk yang Bermartabat dengan menghadirkan 4 paslon Wali Kota Bandung yang di selenggarakan oleh 8 organisasi gereja di Piset Mall, pada Sabtu, (06/10/2024).
Pada kesempatan tersebut salah satu calon Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengakui adanya permasalahan terkait toleransi antar umat beragama terkait pendirian rumah ibadah.
Menurut Farhan, masalah ini dapat diselesaikan dengan cara mengedepankan dialog dalam menuntaskan masalah pembangunan rumah ibadah di Kota Bandung.
‘’Itu juga demi menjaga kerukunan di masyarakat yaitu dengan cara membangun komunikasi,’’ ujar Farhan.
Menurutnya, pendirian rumah ibadah memang sudah punya aturan formal yang jelas. Tetapi dalam prakteknya tidak cukup, pendekatanya tidak hanya sekedar hukum formal.
Pendekatan yang dilakukan harus memperhatikan hal subjektif yang berkembang di antar kelompok masyarakat.
“Demi jaga keberagaman, solusinya dialog. Mau tidak mau harus sabar, tentunya dengan mengedepankan komunikasi secara intensif” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Farhan juga sempat bercerita pengalaman kecilnya di Bandung. Itu juga terkait kerukunan. Yakni dinamika rasis di tahun 80-an.
Peristiwa rasis tersebut terkadang membuat luka. Dengan begitu, kebersamaa dan keberagaman ini harus diwujudkan dengan cara saling menjalin komunikasi antar umat beragama. Khusunya dalam kehidupan sosial di masyarakat.
“Luka itu akan disembuhkan bersama-sama,” cetusnya.
Farhan juga menginginkan keberagamanan ini harus ditanamkan sejak di bangku sekolah. Sebab, sejauh ini banyak sekolah baik negeri maupun swasta tidak memberikan fasilitas pendidikan agama bagi non muslim.
Solusinya adalah pihak dinas pendidikan harus memberikan regulasi untuk memberikan pembelajaran bagi siswa non muslim.
Untuk diketahui, pada kesempatan tersebut, Paslon yang hadir ada yang satu paket calon wali kota dan wakilnya. Namun ada yang hadir hanya calon wali kotanya saja, ataupun yang hanya wakil wali kotanya. Tapi, empat paslon bisa duduk bersama.
Nyaris mirip dengan debat publik yang kini masih menunggu jadwal dari KPU Kota Bandung. Dialog itu turut dipandu seorang moderator yang juga melemparkan sejumlah pertanyaan seputar Bandung kepada paslon.