JABAR EKSPRES – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjar menegaskan bahwa rata-rata warga yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) telah mengetahui tanggal pelaksanaan pemungutan suara untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan berlangsung pada Rabu, 27 November 2024.
Komisioner KPU Kota Banjar, Irfan Saeful Rohman menegaskan, pihaknya telah melakukan kroscek langsung di lapangan. “Dalam beberapa acara yang kami adakan, kami menanyakan kepada ribuan masyarakat, khususnya yang terdaftar dalam DPT, mengenai pengetahuan mereka tentang tanggal pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Hasilnya, mereka sudah mengetahui kapan jadwal pemungutan suara,” jelasnya, Selasa (1/10/2024).
Irfan mengatakan langkah-langkah sosialisasi sudah dilaksanakan secara maksimal untuk meningkatkan partisipasi Pilkada sehingga proses demokrasi berjalan dengan baik.
BACA JUGA:Antisipasi Pasang APK Sembarang, Satpol PP Kota Bandung Optimalkan Kinerja Panwaslu
“Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pemilu, KPU Kota Banjar telah memanfaatkan berbagai saluran komunikasi dan melakukan kegiatan langsung di masyarakat. Pendekatan yang lebih inklusif dan proaktif sudah dilaksanakan ke seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.
Sebelumnya, hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Studi Visi Nusantara (LS-Vinus) menunjukkan adanya tantangan dalam sosialisasi yang dilakukan oleh KPU.
Survei yang dilaksanakan pada tanggal 13 hingga 15 September 2024 itu mengungkapkan bahwa 86,50 persen dari 400 responden, tidak mengetahui kapan waktu pencoblosan Pilkada tahun 2024 akan dilaksanakan. Hanya 13,50 persen responden yang menyatakan mengetahui informasi tersebut.
BACA JUGA:KPU Cimahi Tegaskan Aturan Pemasangan APK: Pohon Masuk Zona Larangan
Analis Hasil Survei dan Pendiri LS-Vinus, Yusfitriadi menyatakan, temuan ini menunjukkan adanya kesenjangan informasi yang signifikan antara KPU Kota Banjar dan masyarakat.
“KPU perlu mengevaluasi strategi sosialisasi yang selama ini diterapkan,” katanya.
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa meskipun antusiasme masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilu sangat tinggi dengan 99,5 persen responden menyatakan keinginan untuk datang ke TPS kurangnya informasi yang memadai dapat menghambat partisipasi tersebut.
“Hanya 0,5 persen responden yang tidak antusias untuk datang ke TPS,” ucapnya. (CEP)