JABAR EKSPRES – Calon Wali Kota Bogor Nomor Urut 1, Sendi Fardiansyah membuktikan wujud nyata salah satu programnya terkait pemerataan pembangunan pada Selasa, 24 September 2024.
Hal itu dibuktikan pria asli Bojongneros, Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah ini dengan cara melakukan blusukan ke salah satu kampung yang sempat viral beberapa waktu lalu, lantaran warganya masih membutuhkan bantuan perbaikan tempat Mandi Cuci Kakus (MCK).
Lawatannya ke Kampung Legok Muncang RT 01 RW 15, Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan tersebut tak sekedar ‘gimmick’. Sendi Fardiansyah juga menyerahkan sejumlah bantuan material logistik.
Di antaranya pompa air, toren air berkapasitas 550 liter, semen, pasir, hebel satu kubik dan pintu kamar mandi serta filter air.
BACA JUGA:4 Paslon Gubernur Jabar Sepakat Ciptakan Kampanye Damai
Sendi Fardiansyah mengaku, pihaknya mendapatkan informasi MCK yang tidak layak dari media sosial.
Setelah meninjau langsung ke lokasi, ia mendapati kondisi MCK tampak memprihatinkan.
Menurutnya, Kampung Legok Muncang kedepannya harus menjadi perhatian, sebab daerahnya masih terisolir yang dibatasi oleh jalur kereta api dan juga sungai Cisadane.
“Saya kira harus menjadi perhatian pemerintah kedepan, karena wilayah Kota Bogor bukan hanya di pusat kota tapi juga ada di 6 Kecamatan yang harus mendapatkan perhatian,” ungkap Sendi usai menyerahkan bantuan.
BACA JUGA:Pimpinan Baru DPRD Kota Bandung Sorot Tingkat Kemiskinan hingga Problema Ekonomi
Ia mengungkapkan, pemberian bantuan memperbaiki MCK tersebut merupakan bagian dari misinya yakni pembangunan adil dan merata yang dibawa di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
“Misi kami pembangunan yang adil dan merata, artinya harus punya porsi bagian mulai dari sumber daya manusia, infrastruktur dan lain-lain,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Sendi juga mendapatkan aspirasi bahwa di kampung tersebut warga sekitar masih kekurangan air bersih. Sebab, selama ini warga mengambil air langsung dari sungai Cisadane.
“Mereka juga membutuhkan air bersih karena air MCK ini masih narik dari sungai Cisadane, dimana sudah diteliti airnya tidak layak untuk dikonsumsi karena banyak bakterinya,” jelas dia.