Vanggivantozy juga mencatat bahwa program ini telah menarik perhatian negara-negara lain, termasuk Singapura dan Inggris, yang melihat potensi model deradikalisasi ini.
“Kami berharap, melalui program ini, mantan napiter tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tetapi juga dukungan untuk berkontribusi positif kepada masyarakat,” katanya.