JABAR EKSPRES – Rencana reaktivasi Kereta Api (KA) Banjar-Cijulang kembali menjadi sorotan setelah sekian lama tidak terdengar. Proses ini tidak hanya sekadar wacana, melainkan telah mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Dalam upaya merealisasikan kembali rute kereta api yang menghubungkan Stasiun Banjar di Kota Banjar dan Stasiun Cijulang di Kabupaten Pangandaran, tim dari Kementerian Koordinasi Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan pengecekan langsung terhadap jalur yang dimaksud.
BACA JUGA: Perumda Pasar Tohaga Rotasi dan Promosi Pejabat Struktural, Berikut Nama-namanya !
Kepala Bagian Perekonomian, Sumber Daya Alam dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Banjar, Tatang Nugraha, SE., MSi., menyatakan bahwa munculnya kembali rencana reaktivasi ini memberikan harapan baru bagi Pemerintah Daerah.
“Reaktivasi KA Banjar-Cijulang diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap perekonomian Kota Banjar,” ujarnya, Sabtu 21 September 2024.
Hal ini tidak hanya berdampak bagi Kabupaten Pangandaran sebagai tujuan wisata, tetapi juga bagi masyarakat Kota Banjar itu sendiri.
Tatang menambahkan, Pemkot Banjar akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Daop 2 KAI untuk menggali potensi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan perekonomian Kota Banjar.
“Kami ingin memastikan bahwa Kota Banjar tidak tertinggal dalam memanfaatkan potensi yang ada demi kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Dalam langkah selanjutnya, Pemkot Banjar berencana berkoordinasi dengan Daop 2 terkait shelter pemberangkatan dari Kota Banjar. Hasil dari pendampingan pengecekan reaktivasi KA Banjar-Cijulang bersama Kemenko Marves dan Pemprov Jabar akan dilaporkan kepada pimpinan terkait hal-hal yang perlu dilakukan.
Selama proses pengecekan, tampak sejumlah pejabat dari Pemerintah Kota Banjar turut mendampingi, termasuk Asisten Bidang Perekonomian Sekretariat Daerah, Kepala Bappelitbangda, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH), serta Kepala Dinas Pemberdayaan Sumber Daya Alam dan Pembangunan (PSDAP) Kota Banjar.
Pengecekan jalur kereta api dilakukan dari Kota Banjar hingga Kabupaten Pangandaran, dengan fokus pada beberapa titik penting. Di Kota Banjar, tim melakukan pengecekan di Terowongan Philip yang memiliki panjang 281 meter, yang dibangun pada masa kolonial Belanda antara tahun 1913-1914. Selain itu, pengecekan juga dilakukan di Jembatan Wilhelmina Emplak Kalipucang, Pangandaran.