JABAR EKSPRES – Dalam kajiannya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis soal Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) seluruh provinsi di Nusantara. Di Jawa Barat, Bandung Raya jadi wilayah yang ratio tingkat kebencanaannya masuk kategori tinggi dengan skor 145.94.
Dalam hal ini, Kota Bandung sendiri masuk dalam kategori kelas 2 dengan ratio kebencaan sedang dan skornya yakni 103.05. Namun lewat kajian Risiko Bencana Khusus Gempa Bumi dan Banjir Institut Teknologi Bandung, sebanyak 62 persen wilayah Kota Kembang dihantui potensi bencana baik alam maupun non alam.
Di tengah kondisi iklim yang tengah masuk masa transisi perpindahan musim kemarau menjadi penghujan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sudah seharusnya meningkatkan level kewaspadaan akan potensi terjadinya bencana alam.
BACA JUGA: Peluang Kejutan Merubah Peta Pilkada Jabar, Dedi-Erwan Belum Tentu Menang Mudah
Pasalnya, dalam sekali diguyur hujan pada Selasa (10/9) malam, banjir hingga tanah longsor langsung terjadi di Kota Bandung. Belum lagi pergerakan sesar lembang sewaktu-waktu bakal menyebabkan gempa bumi yang diprediksi menghasil 6,5 hingga 7 magnitudo.
Bahkan, Penyelidik Bumi Madya Badan Geologi, Supartoyo me-warning Pemkot Bandung agar segera membuat regulasi khusus terkait mitigasi gempa bumi. Hal ini berkenaan dengan belum adanya wilayah yang mengatur berkenaan dengan kebijakan tersebut.
“Pemerintah harus membuat regulasi khusus soal mitigasi gempa bumi, jadi jangan dicampur adukkan dengan bencana lain. Nantinya, Bisa berupa perda atau surat keputusan,” katanya kepada Jabar Ekspres, beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Peluang Kejutan Merubah Peta Pilkada Jabar, Dedi-Erwan Belum Tentu Menang Mudah
Disinggung soal hal ini, Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono menyebut bahwa pihaknya tengah melakukan upaya antisipasi. Diakuinya, Kecamatan Mandalajati jadi percontohan Laboratorium Penanganan Bencana Kota Bandung lewat pengukuhan Kampung Siaga Bencana.
“Ini cikal bakal. Di setiap Kecamatan perlu dibentuk mitigasi dan simulasi penanganan bencana. Basisnya masyarakat,” ujarnya
Bambang berharap, sebanyak 29 Kecamatan lainnya bisa belajar bersama terkait penangan persoalan bencana kepada Kecamatan Mandalajati. Pembuatan kampung siaga bencana merupakan paradigma baru yang berorientasi pada kesiapsiagaan mitigasi bencana.