JABAR EKSPRES – Kebakaran besar terjadi di gudang kapas milik PT Kewalram 2 yang berlokasi di Dusun Cikadaton, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang pada Kamis, 5 September 2024.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno mengatakan, setelah dapat laporan terjadi kebakaran di PT Kewalram 2, pihaknya langsung ambil tindakan.
“Tentunya di lokasi, penanganan bukan hal yang mudah, karena lokasi pabrik kita menjaga hal-hal yang tidak dimungkinkan,” katanya di lokasi, Kamis (5/9).
Oleh karena itu, ujar Atang, pihaknya betul-betul memperhatikan tingkat keamanan dan harus jadi perhatian timnya dalam menangani pemadaman.
BACA JUGA:Dampak Kemarau, 86 Hektar Lebih Lahan di Jabar Mengalami Kebakaran
“Saya sudah berdialog bersama Kapolres (Sumedang), untuk arahan dan sebagainya,” ujarnya.
Atang memaparkan, melalui pantauannya secara langsung, terdapat kendala dalam proses pemadaman kobaran api yang melahap gudang PT Kewalram 2 tersebut.
“Tentunya kita melakukan keamanan tinggi, salah satunya untuk dinding di sini sudah miring, itu saya tidak mau kalau tidak dirobohkan dulu,” paparnya.
Atang menjelaskan, dirinya khawatir tembok beton yang sudah miring dapat menghambat proses pemadaman, kemudian perobohan diminta sebagai bentuk meminimalisir kecelakaan.
“Maka saya tadi minta ke pihak perusahaan untuk mendatangkan Beko, untuk merobohkan dinding beton itu. Setelah dinding dirobohkan, kita masuk melalui dinding tadi,” jelasnya.
BACA JUGA:Hutan di Kawasan Gunung Tangkuban Parahu Kebakaran
Ketika ditanya mengenai adakah alat pemadaman internal pabrik, Atang mengungkapkan, sementara ini PT Kewalram 2 terpantau tidak memilikinya.
“Untuk saat ini saya belum menelusuri sampai lebih jauh, namun kondisi kita ke sini bersama tim-tim yang berdekatan dengan Cimanggung-Jatinangor, dibantu Damkar Kabupaten dan armada dari BPBD juga,” ungkapnya.
Atang menuturkan, untuk unit pengisian itu tujuannya agar lebih memudahkan proses pemadaman, tapi pihak internal pabrik tidak memilikinya.
“Kalau dilihat dari keadaan ini, kayak-kayaknya tidak ada. Kalau ada pun satu-dua unit itu dari kita,” tuturnya.
“InsyaAllah ini jadi bahan evaluasi bagi kita juga perusahaan agar alat pemadaman (internal) harus ada,” pungkas Atang. (Bas)