Terus Meluas, 8 Wilayah di Jabar Alami Kekeringan Akibat Kemarau Tahun ini

JABAR EKSPRES – Dampak musim kemarau di Provinsi Jawa Barat (Jabar) dikabarkan terus meluas. Tercatat hingga tanggal 2 September 2024, Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Jabar melaporkan bahwa sudah ada 8 wilayah yang mengalami kekeringan akibat dampak kemarau.

Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima, 8 wilayah yang mengalmi kekeringan tersebut yakni seperti di Kabupaten Bandung, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bogor.

Sehingga dengan adanya hal ini, Hadi meminta kepada seluruh masyarakat khususunya di wilayah terdampak untuk tetap waspada.

BACA JUGA: Getok Parkir Tak Wajar Kembali Terjadi di Pusat Kota Bandung, Ini Kata Pengamat!

“Jika masyarakat memerlukan bantuan air bersih, segera melaporkan dan meminta bantuan air bersih kepa pihak yang berwenang,” ucapnya, Senin (2/9).

Tak hanya itu, Hadi juga menghimbau kepada masyarakat untuk terus menyimak informasi terkini tentang kondisi cuaca di musim kemarau.

“Jangan lupa simak info terkini di radio, televisi, media online, dan sumber informasi resmi dari pemerintah terkait kemungkinan adanya informasi yang dibutuhkan masyarakat,” ungkapnya.

BACA JUGA: Kabupaten Bandung Siaga Darurat Hadapi Musim Kemarau, Bupati: Evaluasi dan Fokuskan Ketahanan Pangan

Hadi juga berharap dampak musim kemarau tahun ini di Jabar tidak semakin meluas dan bisa teratasi.

Sebelumnya, BPBD Jabar mengaku saat ini tengah mewaspadai ancaman dampak yang diakibatkan oleh puncak musim kemarau tahun ini.

Sebab menurut Pelaksana Harian (Plh) Kepala BPBD Jabar Anne Hermadianne Adnan, selama puncak musim kemarau diprediksi akan memicu berbagai fenomena atau dampak seperti kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan.

BACA JUGA: Hasil Tes Kesehatan Empat Pasangan Calon di Pilkada Banjar Segera Diumumkan

“(Bulan) Agustus ini merupakan puncak musim kemarau sehingga dapat memicu berbagai fenomen seperti kekeringan, karhutla (kebakaran hutan dan lahan), kurangnya air bersih, hingga gagal panen,” ucapnya Sabtu (31/8) kemarin.(San)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan