Jejak Lelah: Kisah Ibu Perantau yang Hidupi Keluarga dari Jalanan Cimahi

Di balik lalu lalang kendaraan yang melintas di sekitar kantor Kecamatan Cimahi Selatan Jl. Baros No.14, Kelurahan Utama, dua orang wanita terlihat tengah menyapu jalanan.

Firman Satria, Jabar Ekspres

Siti (45), seorang perantau asal Lampung, telah berdiri di sana sejak dini hari, menjalankan tugas mulia yang sering kali tidak mendapat perhatian.

Saat disambangi Jabar Ekspres, senyum tipis terlukis di wajah Siti meski lelah sudah tampak. Bagi Siti, membersihkan jalan bukan hanya soal pekerjaan, melainkan bentuk pengabdian kepada kota yang kini ia sebut rumah.

“Saya asli dari Lampung, sekarang mengontrak di belakang Pemkot. Saya di sini kos sama dua anak saya, suami sudah tidak ada,” kenang Siti disela-sela kegiatannya, Jumat (23/8/24).

Siti memulai pekerjaannya sebagai tukang sapu sejak 2016. Setiap pagi, sebelum fajar menyingsing, ia sudah berada di jalan, memastikan setiap sudut tetap bersih.

“Saya senang ajah, santai kerjanya. Dan juga menjaga kebersihan kota,” katanya dengan nada yang terdengar ikhlas.

Namun, di balik itu, ada rasa cemas yang selalu menghantui,

“Tantangannya ya takut ke tabrak kendaraan,” katanya.

Harapannya sederhana, tetapi penuh dengan makna, ia hanya ingin membahagiakan keluarga nya.

“Mudah-mudahan dengan bekerja seperti ini bisa membahagiakan keluarga, terutama anak,” kata Siti.

Baginya, anak-anaknya adalah alasan utama ia terus bertahan dalam pekerjaan ini.

“Saya sekarang sudah menjadi orang Cimahi, sebelum kerja di sekitar Pemkot saya dulu hanya ibu rumah tangga,” tambahnya, seakan menegaskan bahwa Cimahi kini adalah tempatnya berlabuh.

Di sisi lain kota, Calisah (45), yang juga seorang petugas kebersihan kota, menjalani rutinitas yang hampir serupa. Bedanya, ia telah menekuni pekerjaan ini sejak 2005.

“Yang mendorong saya jadi tukang sapu, ingin ada penghasilan aja setiap bulannya untuk mencukupi biaya keluarga,” ungkap Calisah, yang juga memiliki dua anak dan tinggal di Kelurahan Cibeber.

Calisah memulai hari-harinya sejak pukul lima pagi hingga jam sebelas siang, menyapu setiap sudut di wilayah Kecamatan Cimahi Selatan.

“Kesulitan sih tidak ada,” ujarnya.

Namun seperti Siti, rasa takut akan tertabrak kendaraan selalu ada. Ia berharap ada perubahan yang bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan