JABARESKPRES – Pasca mundurnya Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Golkar, banyak kalangan yang menuding bahwa kejadian tersebut karena adanya kekuatan eksternal yang ingin menguasai partai. Tuduhan tersebut, banyak yang dialamatkan kepada Presiden Joko widodo sebagai orang yang memiliki kekuatan untuk memaksa secara halus Airlangga Hartarto meletakan jabatannya.
Menanggapi hal ini, Staf Khusus Presiden Juri Ardiantoro mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah banyak sekali menerima tuduhan dan tudingan negatif.
Tudingan kepada Jokowi mulai dari ingin memperpanjangan masa jabatan tiga periode, cawe-cawe dalam urusan politik, hingga sekarang ada yang menuduh ingin mengambil alih partai politik.
‘’Tudingan ini beberapa hari terakhir ramai dibicarakan. Tapi yang jelas semuanya tidak terbukti,’’ kata dia Juri dalam keterangannya, Kamis, (15/08/2028).
Dia menilai, beragam tuduhan tersebut tidak memiliki alasan dan dasar yang jelas. Sebab, selama ini Presiden Joko Widodo fokus mengerjakan berbagai agenda kerja.
Banyak agenda penting yang saat ini ditangani oleh Presiden Joko Widodo. Terlebih dalam waktu dekat kepemimpinannya akan berakhir pada Oktober mendatang.
Dalam berbagai kesempatan Presiden juga dalam sudah melakukan bantahan atas tudingan tersebut di berbabagi media.
Namun yang harus ditegaskan adalah Sebagai kepala negara Presiden akan selalu taat hukum, presiden taat konstitusi, dan fokus bekerja.
‘’Ini dilakukan semata-mata untuk kemajuan negara dan bangsa ini,” tegas Juri.
Menurut Juri, isu tersebut diduga seperti ada upaya rekayasa dan pabrikasi narasi insinuatif yang sistematis.
Tujuannya adalah untuk menurunkan citra Presiden dan merusak tingkat kepercayaan masyarakat yang tetap tinggi terhadap kepemimpinan Jokowi.
“Saya menyebut ini upaya pabrikasi narasi insinuatif untuk men-downgrade kepada pemimpin pemerintahan,’’ cetus Juri.
Dengan terus-menerus dihembuskannya isu-isu negatif tujuannya adalah ingin merusak tingkat kepercayaan yang tetap tinggi di mata masyarakat. Juri mempertanyakan tujuan dari tindakan ini untuk apa?
‘’Mengapa mereka tidak henti-hentinya melontarkan tuduhan-tuduhan tersebut?” ujarnya.
Kendati begitu, mantan Deputi Bidang Informasi dan Komunikasi Politik Kantor Staf Presiden merasa bersyukur bahwa masyarakat Indonesia tetap menaruh kepercayaan kepada pemimpin negara.