JABAR EKSPRES – Airlangga Hartato mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar di Jakarta, Minggu (11/8/2024).
Mundurnya Airlangga Hartato dari Ketum Partai Golkar ini tentunya mengejutkan banyak pihak.
Sementara, Mantan politisi Partai Golkar Jusuf Hamka mengatakan dirinya mengetahui kabar soal pihak yang menyebabkan Airlangga Hartato mundur dari Ketua Umum DPP Golkar.
BACA JUGA: Promo HUT RI Ke-79! Panjat Pinang Flash Sale di KAI, Hemat Hingga 50%
‘’Oh dengar banyak, I Know too much, but I don’t want talk tol much (saya tahu banyak, tapi saya tidak mau bicara terlalu banyak),’’ kata Jusuf Hamka setelah menyerahkan surat pengunduran diri dari kepengurusan Partai Golkar di gedung DPP Partai Golkar, Senin (12/8/2024) dikutip dari ANTARA, Selasa (13/8/2024).
Pria yang akrab disapa Babah Alun ini memilih untuk tidak banyak bicara terkait siapa aktor dibalik mundurnya Airlangga karena dirinya tidak mau lagi mencampuri urusan internal Partai Golkar.
Jusuf Hamka sempat ditanyai beberapa nama, salah satunya adalah Bahlil Lahadalia yang diisukan terlibat dalam mundurnya Airlangga. Namun, ia masih tetap tidak mau menanggapi hal tersebut.
BACA JUGA: 15 WNI Jadi Korban Penyekapan di Myanmar, Keluarga Berharap Ada Titik Terang
Jusuf Hamka hanya meyakini bahwa mundurnya Airlangga dari jabatannya sebagai Ketum Golkar ini karena pengaruh dari pihak-pihak tertentu.
‘’Kalaupun itu (mundur dari ketum Golkar) karena keinginan beliau pribadi, saya juga ragu,’’ kata Jusuf Hamka.
Sebelumnya, Airlangga mengumumkan pernyataan dirinya mundur dari Partai Golkar melalui video yang disiarkan secara resmi oleh Partai Golkar pada Minggu (11/8/2024).
BACA JUGA: Diduga Kelaparan Driver Ojol Meninggal Saat Antre Orderan
‘’Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP Partai Golkar,’’ kata Airlangga dalam video tersebut.
Airlangga mengatakan alasan ia mundur dari Partai Golkar karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.