Pro Kontra Magnet Kuliner Kota Bandung, Ini Kata Satpol PP Soal Cuanki Pusdai

Kasatpol PP Kota Bandung, Rasdian (Dok Jabar Ekspres)
Kasatpol PP Kota Bandung, Rasdian (Dok Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Cuanki Pusdai kerap jadi primadona masyarakat kota maupun luar Bandung dalam memilih destinasi wisata kuliner di Kota Kembang. Namun, hal ini nyatanya menimbulkan pro-kontra dikalangan publik. Pasalnya, kegiatan berjualan dilakukan di sarana trotoar yang tak sesuai peruntukan.

Warga asal Sadang Serang, Afrizal (27) mengungkapkan, meskipun baik dari segi ekonomi, kegiatan tersebut tak bisa dibenarkan. Pasalnya, hak pejalan kaki sepenuhnya dirampas imbas membludaknya para penjual cuanki.

“Yang ngalah malah pejalan kakinya, belum lagi parkir kendaraannya, jadi pasti kesulitan, bahaya juga kan kalau jalan dipinggir jalan apalagi malam,” ungkapnya.

Baca Juga:Science Center Soreang, Destinasi Wisata Edukasi Anak yang Menginspirasi di Kabupaten BandungDikdik S Nugrahawan Mantap Berpasangan dengan Bagja Setiawan, PKS Masih Tunggu Kepastian dari DPP

Berbeda dengan Afrizal, warga asal Jalan Gagak, Fidelia (28) mengaku hal ini bagus untuk perekonomian sekitar. Pasalnya, magnet cuanki Pusdai terbilang jadi primadona di Kota Bandung.

“Iya, pusdai (Jalan Diponegoro) itu dibagi 2 (zona) sebetulnya. Satu, zona merah sebrangnya itu zona kuning. Nah yang jalan Diponegoro itu gak boleh, jadi kita tertibkan,” katanya.

Diungkapkan Rasdian, dalam upaya penertiban pihaknya menggunakan metode hit and run. Hal ini agar upaya penertiban bisa berjalan maksimal.

0 Komentar