Kukuhkan 1.000 Pengurus FOJB Generasi 12, Sekda Herman Ingatkan Empat Kunci Kompetensi Pemimpin Masa Depan  

BANDUNG – Sebanyak 1.000 pengurus OSIS di tingkat SMA, SMK dan MA se-Jawa Barat mengikuti pengukuhan pengurus Forum OSIS Jawa Barat (FOJB). Pengukuhan pengurus tersebut dihadiri Sekretaris Daerah Jabar, Herman Suryatman, di Gedung FIT, Telkom University, Kabupaten Bandung, Sabtu 3 Agustus 2024.

FOJB Generasi 12 ini bertekad mempersiapkan 1.000 future leader melalui program-program aksinya. Pengukuhan pengurus FOJB Generasi 12 ini langsung dipimpin Sekda Herman Suryatman.

Pada sharing session, Herman menegaskan pentingnya forum ini untuk mempersiapkan generasi muda sebagai pemimpin masa depan. Dirinya mengapresiasi kegiatan ini sebagai momen untuk mempersiapkan pemimpin masa depan.

“Kalian adalah calon pemimpin masa depan, dan saat ini saya adalah pemimpin yang harus menyiapkan kalian,” ujar Herman.

Ia menambahkan bahwa pemimpin saat ini harus dibentuk dan disiapkan, bukan sekadar dilahirkan dari keluarga pemimpin. Para siswa yang tergabung dalam FOJB ini adalah calon pemimpin yang akan dibentuk untuk masa depan.

Herman menekankan pentingnya meneguhkan sikap dan bekerja keras untuk mencapai cita-cita sebagai pemimpin masa depan. Ia berharap para siswa memiliki tujuan yang jelas dan berusaha keras untuk mewujudkannya.

“Teguhkan tekad kalian untuk sukses di bidang yang kalian minati. Saya hadir di sini karena ada 1.000 calon pemimpin. Kuncinya adalah bahagia, kerja keras, dan sukses,” katanya.

 

Empat Kompetensi

 

Herman memberikan empat kunci untuk membentuk pemimpin masa depan. Keempat kompetensi ini yakni;  pertama sikap critical thinking. Sikap ini berarti memiliki pemikiran kritis terhadap situasi di lingkungan sekitar.

“Contohnya stunting, kita melihat situasi di lingkungan bagaimana bisa menyelesaikan stunting, apa dan bagaimana penyebab stunting. Ini menjadi bahan diskusi untuk didisukusikan untuk mencari solusi. Atau minimal membangun awareness atau kesadaran bersama,” ujar Herman.

Kompentensi kedua adalah creative. Herman mengatakan, untuk menyelesaikan persoalan harus berpikir kreatif. Dia menegaskan, tidak ada masalah yang bisa diselesaikan.

“Seperti slogan urang Sunda, cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok (tetesan air menimpa batu, lama-lama akan berlubang-red). Melalui berpikir kreatif akan membuat semua persoalan akan terpecahkan juga,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan