JABAR EKSPRES, BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya dalam menekan angka kasus kekerasan anak dan perempuan di Kota Bandung. Terlebih, lewat data aduan masyarakat yang dimiliki Pemkot Bandung hingga Juni 2024, terdapat 100 kasus pengaduan terkait hal tersebut.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung selaku leading sector mengklaim bahwa permasalahan tersebut telah mampu diatasi.
Maka dari itu, Kepala DP3A Kota Bandung, Uum Sumiati menuturkan, kini pihaknya tengah berfokus pada upaya pencegahan dan penanganan kekerasan yang menyasar anak dan perempuan. Dua strategi tersebut difasilitasi lewat Sekolah dan Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak (Senandung Perdana).
BACA JUGA:Bandung Jamuga, Upaya Pemkot Hapus Kasus Bullying di Kota Kembang
“Senandung perdana itu sudah saya sampaikan ada dua strategi. Di dalamnya itu ada pencegahan dan ada penanganan. Nah pencegahannya itu kita tadi yang (melakukan sosialiasi) ke-30 SMP itu. Termasuk deklarasi (Bandung Zero Bullying) itu bagian dari upaya pencegahan,” kata Uum.
Lembaga pendidikan dinilai menjadi institusi paling strategis dalam melakukan upaya pencegahan maupun penangan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Dengan demikian diharapkan mampu menimbulkan pemahaman baik siswa maupun tenaga pendidik terkait hal tersebut.
Guna merealisasikan hal itu, Uum mengungkapkan, kini pihaknya telah memiliki Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di satuan pendidikan. Harapannya, tiap sekolah bisa memaksimalkan fungsi tersebut.
BACA JUGA:DP3A Kota Bandung Beberkan Target Zero Bullying Tahun Ini
“Kita terus upayakan, kan sekarang di sekolah udah ada TPPK ya, Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan yang di satuan pendidikan. Optimalkan fungsi itu, jadi selesaikan di lingkungan sekolah masing-masing,” ungkapnya.
Kendati demikian, pihaknya terus berperan aktif dalam menangani kasus perempuan dan anak yang terjadi di Kota Bandung.
“Kecuali sudah tidak bisa, Tinggal ke UPTD PPA aja. Laporkan ke UPTD PPA,” pungkasnya.
Diketahui bahwa, dalam upaya terus meningkatkan perlindungan anak dan menciptakan lingkungan bebas bullying atau perundungan di Kota Bandung, Selasa (30/7), baik Pemkot Bandung, DP3A, 75 Kepala Sekolah, dan 16 SMP di Kota Bandung mendeklarasikan “Bandung Menuju Zero Bullying“.