JABAR EKSPRES – Badan Perkreditan Rakyat (BPR) hasil penggabungan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar bakal segera beroperasi. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu bakal meluncurkan kredit murah untuk rakyat.
Kepengurusan BPR hasil penggabungan dari empat BUMD itu juga telah dibentuk. Pembentukannya dilakukan melalui Rapan Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa sekitar dua pekan lalu. “Sudah dibentuk kepengurusannya,” jelas Kepala Biro BUMD dan Investasi dan Administrasi Pembangunan (BIA) Jabar Lusi Lesminingwati, Rabu (24/7).
Lusi melanjutkan, pihaknya juga telah meneruskan perizinan pembentukan kepengurusan itu ke OJK. Setelah izin keluar maka BPR hasil merger itu akan bisa beroperasi. “Sudah izin ke OJK, administrasi kami penuhi, tinggal tunggu izin keluar sehingga bisa beroperasi,” paparnya.
BACA JUGA: Pengamat sebut Elektabilitas Ahmad Luthfi yang Diusung Gerindra Perlu Diuji di Kandang Banteng
Dari sisi pengurusan, pimpinan BPR itu diseleksi dari para direksi BUMD yang dimerger. Tentu dengan sejumlah kriteria dan berbagai pertimbangan. Dan hasilnya direktur utama diambil dari direksi BPR Karya Utama Jabar.
Lusi menambahkan, di awal pengoperasian, BPR didorong memiliki salah satu fokus program. Yakni terkait penyediaan kredit murah kepada masyarakat. “Jadi nanti bisa kolaborasi dengan BJB, hadirkan kredit murah untuk masyarakat,” paparnya.
Pembahasan terkait merger empat BUMD itu bergulir di lingkungan eksekutif dan legislatif sejak September 2023 lalu. Empat BUMD yang dimaksud adalah BPR Karya Utama Jabar yang ada di Kabupaten Subang, BPR Wibawa Mukti Jabar ada di Bekasi, BPR Artha Galuh Mandiri Jabar ada di Kabupaten Ciamis, dan BPR Majalengka Jabar ada di Kabupaten Majalengka.
BACA JUGA: HET MinyaKita Naik, Disperindag Jabar: Masih Proses Harmonisasi
Merger BPR itu secara resmi disetujui para wakil rakyat melalui Rapat Paripurna Maret 2024 lalu. Melaui Raperda yang disahkan juga, wakil rakyat menyepakati bahwa PT BPR Karya Utama yang dipilih sebagai penerima penggabungan.
Sebelumnya, usulan merger BUMD itu demi kepentingan meningkatkan kekuatan market leader. Merger BUMD juga telah didasari pertimbangan anlisis kinerja hingga proyeksi bisnis. Seperti royeksi pendapatan sepanjang 2022 – 2024 bakal mengalami kenaikan. Dengan pendapatan kotor sebesar 4,56 persen, pendapatan bersih 3,13 persen dan laba bersih 6,32 persen.(son)