BANDUNG – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) terus berkomitmen memberikan dukungannya kepada para pelaku ekonomi kreatif (UMKM) untuk mengembangkan bisnis kreatif berbasis syariah dalam upaya mendorong kebangkitan ekonomi.
Dengan hadirnya puluhan pelaku ekonomi kreatif dari subsektor kriya, kuliner dan fesyen dalam tahapan bootcamp dan pitching, Kemenparekraf/Baparekraf berkolaborasi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Yukbisnis serta bersinergi dengan KNEKS, kembali menyelenggarakan program Islamic Creative Economy Founders Fund (ICEFF) 2024 yang berlangsung di Kota Bandung, Selasa 23 Juli 2024.
ICEFF 2024 merupakan program Kemenparekraf/Baparekraf yang bertujuan untuk membangun ekosistem keuangan syariah dengan menjembatani pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya industri halal di subsektor kuliner, kriya, dan fesyen untuk mendapatkan dukungan pendanaan dari lembaga keuangan syariah dalam mengembangkan bisnis.
Dengan melalui beberapa tahapan dari pendaftaran hingga kurasi, para peserta yang dinyatakan lolos berhak mengikuti bootcamp dan pitching untuk mendapatkan edukasi dan simulasi pitching, serta kesempatan pitching di depan lembaga pendanaan syariah khususnya perbankan syariah.
Kegiatan bootcamp dan pitching diikuti pelaku ekraf dari 3 subsektor, yakni kuliner, kriya, dan fesyen. Kegiatan bootcamp dan pitching di Bandung akan berlangsung pada 23-25 Juli 2024 dan diikuti 50 pelaku ekraf dari subsektor kuliner (31 pelaku), kriya (7 pelaku), dan fesyen (12 pelaku).
“Kegiatan ini kita mulai dengan memberikan bootcamp yang dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan. Jadi, para pelaku usaha yang kita kurasi dari 500 menjadi 50 peserta. Kemudian mereka bootcamp secara online dan offline,” ujar Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf, Anggara Hayun Anujuprana.
“Alhamdulilah pada saat kita melakukan bootcamp, ada potensi pembiayaan dari BSI sekitar Rp 28 miliar untuk 50 peserta ini. Dan dari BSI juga sudah menyiapkan hadiah bagi 10 terbaik peserta,” imbuhnya.
Anggara berharap, agar para peserta tidak hanya mendapatkan pendanaan tetapi juga pendampingan dari pihak BSI setelah mengikuti acara tersebut. “Jadi, BSI memiliki 4 UMKM center yang dapat dimanfaatkan para peserta sehingga mereka bisa lebih berkembang,” katanya.
Sementara itu, Produk dan Bisnis dan Inisiatif Departemen Head Mikro Bisnis Grup BSI, Asmiatul Zumroh mengatakan, BSI ikuti berpartisipasi dalam kegiatan tersebut sebagai bentuk nyata dukungan terhadap pengembangan UMKM Indonesia.