Dinkes KBB Ambil Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Dua Kecamatan

JABAR EKSPRES – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengambil sampel makanan untuk mengetahui penyebab warga di dua desa, dan kecamatan keracunan makanan.

Diketahui, total korban keracunan makanan ada 26 warga, mereka mengalami keluhan medis seperti mual, muntah, diare dan pusing. Para korban itu tersebar di dua desa yakni 19 orang warga Kampung Citeurup,
Desa Girimukti, Kecamatan Saguling dan 7 orang warga Kampung Rancaeceng, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Deni Achmad mengatakan, dugaan penyebab keracunan makanan dipicu oleh makanan kupat tahu yang dijual di pasar tumpah Maroko. Namun untuk memastikannya, petugas membawa sampel makanan ke laboratorium untuk dicek.

“Kita sudah bawa sampel makanan ke laboratorium. Terdiri dari satu bungkus kupat tahu sisa, sample muntahan, dan air yang dipakai untuk mengolah makanan,” kata Deni saat dihubungi, Senin (22/7/2024).

Menurutnya, para pasien keracunan saat ini masih menjalani perawatan di sejumlah pusat kesehatan. Rinciannya, 18 orang di Puskesmas Saguling, 1 orang RSCK, 6 orang di Bidan Dewi Desa Mekarjaya, dan 1 orang di Bidan Sunarti Mekarjaya.

“Jadi total ada 26 pasien, mereka ada di dua kecamatan dan desa. Laporan sementara dari total itu audah ada 6 orang yang Bidan Dewi dipulangkan karena sudah sembuh. Jadi total yang masih dirawat ada 20 orang,” paparnya.

Berdasarkan penelusuran Tim Surveilans Puskesmas Cihampelas dan Saguling, para pasien mengalami keluhan mual dan diare usai mengkonsumsi kupat tahu pada Jumat 19 Juli 2024 sekitar pukul 09.00 WIB.

“Jadi gejalanya tak langsung dirasakan hari itu. Berdasarkan laporan puskesmas, warga mulai berdatangan ke puskesmas Sabtu 20 Juli 2024 dengan durasi pagi hingga siang hari,” katanya.

Ia memastikan semua korban sudah mendapat penanganan dengan baik. Pihaknya juga sedang melakukan pendataan warga lainnya untuk mengantisipasi keluhan yang sama.

“Di pasar itu mereka membeli kupat tahu untuk dibawa pulang. Setelah
dikonsumsi, warga merasakan mual dan diare pada dini hari. Mudah-mudahan para pasien lekas sembuh dan tidak ada lagi penambahan korban,” tandasnya. (Wit)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan