Salah seorang pedagang sembako di Pasar Tradisional Tagog Padalarang, Ujang Taryana (64) menyebut, meski harga eceran tertinggi (HET) belum resmi naik, akan tetapi sejumlah pedagang selain dirinya telah menaikan harga minyak goreng bersubsidi sejak satu pekan lalu.
“Naik Rp1.000, jadi harga Minyakita Rp15.000 per liternya,” kata Ujang kepada wartawan, Kamis (18/7/2024).
Ia menilai, sejumlah pedagang terpaksa menaikan harga Minyakita karena harga dari distributor ataupun dari agen mengalami kenaikan.
Baca Juga:Edukasi Bahaya Rokok Ilegal di Cimahi, Satpol PP dan Damkar Sosialisasikan IniMusabaqah Tilawatil Qur’an, Kecamatan Cibinong Bogor Siap Mempertahankan Juara
“Kita ngikutin dari distributornya, naik Rp500, tapi kami para pedagang disini sepakat menjualnya di harga Rp15.000 per liter,” paparnya.
Dengan kondisi ini, Ujang khawatir harga minyak goreng bersubsidi Minyakita terus mengalami kenaikan tinggi. Seperti halnya di sejumlah pasar Kota Bandung seperti Kosambi harga Minyakita mendekati di angka Rp17.000 per liter.
“Adik saya orang Bandung, dia kalau belanja ke Pasar Kosambi. Harga disana sudah mau menyentuh Rp17.000 per liter. Kita sebagai pedagang di Padalarang pun khawatir seperti itu,” jelasnya.
Apalagi Minyakita, dikatakan Ujang minyak goreng yang paling dicari oleh masyarakat Padalarang. Ia pun berharap rencana pemerintah menaikan HET Rp1.000 untuk dihapuskan.
“Berharap HET nya sudah aja di Rp14.000 per liter. Jangan naik-naik lagi, karena ini akan berdampak kepada pedagang. Jika terus naik, namanya bukan minyak goreng bersubsidi, tapi jadi non subsidi yang ada di pasaran,” bebernya. (Wit)
